Bismillah..
Sudah menjadi ketetapan hanya Allah yang berkekalan. Ulama-ulama wafat, ahlul bid’ah wafat, para bajingan wafat, dan semua kita akan wafat.
Masalahnya bukan pada wafat dan mati, tetapi diatas apa kau mati..?
Jangan kau samakan matinya Syeikhul Islam di penjara Qal’ah dengan matinya bajingan pemerkosa istri orang, meski sama-sama dalam penjara.
Tidakkan pula sama antara matinya ahli bid’ah dan ahli ilmu.
Maka ambillah pelajaran dari orang-orang yang mati , di atas apa mereka mati, yang membuatmu kian tegar di atas jalan kebenaran, tidak berpaling darinya, membuatmu kan sabar menghadapi mereka, toh ujungnya segala syubuhat mereka kan berakhir dengan kematian.
Jadikan ibrah bahwa kebenaran akan berkekalan meski pembawanya mati binasa berkalang tanah, sebaliknya ahli syubuhat dan syahwat juga kan binasa tubuhnya di pendam tanah, bersama dengan apa yang ada di otaknya dan yang mengalir melalui lisan kotornya. Kalaupun ada warisan kesesatan, namun takkan pernah abadi sebagaimana abadinya kebenaran.
Pulau Siberut jauh ditengah
Jauh dari bumi Andalas
Hancur badan dikandung tanah
Kenangan baik tak akan lepas
Allahul musta’an.
———
Ditulis oleh,
Ustadz Abu Fairuz Ahmad Ridwan MA, حفظه الله تعالى