Banyak pengusaha berpikir keras agar usahanya tak merugi. Banyak petani bekerja membanting tulang agar panen kali ini melimpah, keuntungan berlipat dan jauh dari kata rugi. Banyak pedagang memoles barang dagangannya dengan penawaran yang menggiurkan demi menghindar dari kata ‘rugi’.

Saudariku, kata rugi seolah menjadi momok bagi setiap orang. Banyak orang rela mengorbankan waktu, tenaga, pikiran dan hartanya agar terhindar dari kerugian.

Namun tahukah saudariku, kerugian di dunia ini tidaklah seberapa bila dibandingkan dengan kerugian di akherat. Bila di dunia hanya kehilangan harta, kehilangan pelanggan, kehilangan pembeli yang masih bisa dicari lagi namun di akherat seorang yang merugi tak akan mampu mengembalikan apa yang telah ia miliki sebelumnya. Kesempatan telah tertutup, peluang keuntungan terkunci, pintu sukses telah dibelenggu. Kelak,ia benar-benar berada dalam penyesalan. Kedua tangannya ia gigit erat-erat tanda penyeselana yang tak berkesudahan.

وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَىٰ يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا
يَا وَيْلَتَىٰ لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا

Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul”.
Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab(ku).
(QS. Al-Furqon:27-78)

Aduhai kiranya dulu di dunia mengetahui jalan keselamatan dari kerugian itu..
Aduhai kiranya dulu ia mau mempelajari agama Allah dengan benar hingga terhindar dari penyesalan..

Jenis-jenis kerugian yang dasyat

1. Kekufuran

Orang yang melakukan perbuatan kekafiran sungguh dia telah merugi dengan kerugian yang besar. Allah Ta’ala berfirman,

وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.”(QS. Az-Zumar: 65)

2. Meninggalkan amal shalih

Orang memiliki amal kebaikan yang sedikit, sementara amal keburukannya begitu banyak, iapun menyia-nyiakan waktu sementara hidupnya sangat sebentar di dunia ini, sungguh ia telah merugi dengan kerugiaan yang nyata.
Allah ta’ala berfirman,

وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ فِي جَهَنَّمَ خَالِدُونَ

Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam.” (QS. Al-Mu’minun: 103)

3. Tidak saling menasehati dalam kebaikan bahkan saling menasehati dalam kebathilan.

4. Tidak saling menasehati dalam kesabaran.

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَعْبُدُ اللَّهَ عَلَىٰ حَرْفٍ ۖ فَإِنْ أَصَابَهُ خَيْرٌ اطْمَأَنَّ بِهِ ۖ وَإِنْ أَصَابَتْهُ فِتْنَةٌ انْقَلَبَ عَلَىٰ وَجْهِهِ خَسِرَ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةَ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ

Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi; maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.“(QS. Al-Hajj : 11)

Semua manusia berada dalam kerugian kecuali…

Allah Ta’ala bersumpah dengan masa, bahwasanya seluruh manusia berada dalam kerugian. Allah Ta’ala berfirman,

وَالْعَصْرِ
إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ

Demi masa.Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian.”(QS. Al’Ashr: 1-2)

Alif lam pada kata al-insan memiliki faedah lil istighraq yang berfungsi menunjukkan keseluruhan, artinya seluruh manusia berada dalam kerugian. Betapapun banyak harta, betatapn banyak anak, betatapun tinggi kedudukan seseorang dan betatapun mulianya seseorang maka ia berada dalam kerugian kecuali mereka yang memiliki karakter yang Allah sebutkan pada ayat ke 3. Allah Ta’ala berfirman,

إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”(QS. Al-Ashr: 3)

Seseorang yang menginginkan keuntungan dunia dan akherat hendaknya menempuh jalan yang Allah gariskan dalam surat yang agung ini, agar terhidar dari kerugian yang hakiki di dunia terlebih di akherat. Berikut 4 karakter manusia sukses dan beruntung itu:

1. Beriman

Ini adalah sifat pertama bagi orang yang selamat dari kerugian. Yaitu orang yang beriman kepada Allah, beriman kepada malaikat, beriman kepada kitab-kitab Allah, beriman kepada para Nabi, beriman kepada hari kahir dan beriman takdir baik dan buruk serta beriman terhadap seluruh perkara yang mendekatkan seorang hamba kepada Rabbnya baik tentang keyakinan yang shahih dan ilmu yang bermanfaat.

2. Beramal shalih

Yang dimaksudkan adalah seluruh amalan shalih yang dzahir maupun yang batin, yang terkait dengan hak-hak Allah ataupun yang terkait dengan hak-hak para hamba, yang wajib maupun yang sunnah. Seluruh amalan tersebut bila diniatkan dengan ikhlas dan benar sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam niscaya akan menjadi amal shalih.

3. Saling menasehati dalam kebenaran

Yang dimaksudkan dengan kebenaran pada ayat ini adalah tentang keimanan dan amal shalih sebagaimana yang disebutkan ayat sebelumnya. Allahua’lam.

4. Saling menasehati dalam kesabaran.

Meliputi seluruh jenis kesabaran. Dinatarnya:
– Sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, mengerjakan perintah Allah yang wajib, menunaikan hak-hak Allah dan hak-hak makhluknya. Semua ini membutuhkan kesabaran.

– Sabar menjauhi dan meninggalkan kemaksiatan kepada Allah. Karena jiwa manusia itu menyeru dan condong kepada kejelekan maka tidak ada pilihan bagi manusia kecuali harus bersabar agar tidak terjatuh kelembah kemaksiatan.

– Sabar menjauhi sikap boros, foya-foya ketika mendapat kenikmatan yang banyak.

– Sabar menghadapi ujian, cobaan dan berbagai kejadian yang menimpa manusia di dunia ini.

Andai Allah tidak menurunkan surat kecuali surat ini…

Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata,

لو ما أنزل الله حجة على خلقه إلا هذه السورة لكفتهم

“Andai Allah tidak menurunkan hujjah kepada makhluknya kecuali surat ni niscaya telah mencukupi.”

Karena surat Al-Ashr ini merupakan metode, tuntunan, jalan yang Allah syariatkan untuk mencapai keselamatan. Andai Allah tidak menurunkan kecuali surat ini niscaya orang yang diberi petunjuk Allah akan mengetahui bahwa tidak ada keselamatan kecuali dengan iman, amal shalih, saling menasehati kebenaran dan kesabaran.

Wallahuwaliyuttaufiq

***
Penyusun: Ummu Fatimah Abdul Mu’ti
Sumber: Husulul Ma’mul Bisyarhi Tsalatsatil Ushul, Syaikh Abdullah bin Shalih Al-Fauzan, Maktabah Ar-Rusyd, Riyadh.
Artikel wanitasalihah.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *