Masih terpesona dengan kisah fenomenal Musa dari Bangka ? dalam usia dini telah mampu menghafal Al-Qur’an. Ada pula seorang autis bisa menjadi hafidz, atau ibu rumah tangga yang hafal Kitabulloh hanya dalam tempo sebulan. Sebuah sekolah khusus tahfidz untuk remaja juga merancang kurikulum dengan target 6 bulan hafal Al-Qur’an plus maknanya dengan metode Scut memory dan ditambah penguasaan Toefl 500. Bahkan sebuah informasi terkini ada program dua bulan hafal Al-Qur’an khusus dewasa. Benarkah semudah itu ? Anda penasaran, bagaimana resepnya?
Pembaca……, dari kisah-kisah inspiratif diatas dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi sosok yang berprestasi lebih-lebih dalam urusan akhirat bukanlah sesuatu yang mustahil. Obsesi atau harapan-harapan tinggi untuk mewujudkan keinginannya seperti mampu menghafal Al-Qur’an tidak terlepas dari dorongan dan motivasi yang kuat baik dari diri sendiri maupun dorongan dari luar seperti keluarga, teman atau lingkungan. Ketika seseorang memiliki motivasi tinggi untuk menjadi sosok yang terbaik maka iapun harus mempunyai energi yang lebih besar agar cita-citanya tak kandas ditengah jalan.
Dan faktor yang tak kalah hebat agar idealisme-idealisme Islami itu terwujud, seorang mukmin harus selalu menyandarkan segala harapan tertingginya kepada Allah Dzat yang selalu mengabulkan doa hamba-hamba-Nya. Sekali lagi…………untuk mampu tampil optimis anda harus punya konsep diri dan persepsi diri secara positif. Sugesti terus semangat anda dengan kata-kata positif “Aku bisa Insya Allah”, niscaya anda merasakan antusiasme lebih tinggi, semangat anda akan lebih meningkat.
The First Step to Change is Hope
Setiap orang cerdas, karena Alloh menganugerahkan nikmat akal agar manusia mempergunakannya di jalan kebenaran untuk kemaslahatan hidupnya. Dan potensi itu akan lebih optimal ketika terdeteksi sejak kecil. Saat bayi lahir ia memiliki sekitar 100 milyar sel otak yang belum saling bersambungan. Banjir pengamalan indera serta banyaknya rangsangan yang diterima anak akan memperkuat dan memperbanyak sambungan antar sel. Banyaknya sambungan akan menjadikan rimbun yang turut menentukan tingkat kecerdasan anak. 50 % perkembangan kecerdasan anak terjadi pada usia 4-18 tahun. Subhanallah…dimasa anak – anak itulah saat yang tepat memulai mendidiknya lebih serius baik dari segi kepribadian, bakat atau potensi dan juga skillnya.
Makanya banyak ‘ulama-‘ulama’ terdahulu yang telah menjadi sosok istimewa ketika mereka masih relatif muda, Usamah bin Zaid menjadi seorang hero dikala masih belia. Imam Nawawi dengan karya legendarisnya kitab ‘Riyadhus Sholihin’ juga telah menjadi sosok yang mumpuni dalam usia remaja. Imam Bukhari mengembara ke berbagai negeri mencari hadits ketika semangat mudanya tengah membara. Dan Imam Syafi’i menonjol dalam dunia fikih berkat do’a dan dorongan psikis dan material dari ibundanya agar menjadi ulama’ terkemuka.
Tanpa obsesi Islami dan komitmen kuat untuk menjadi mukmin yang selalu beriman dan bertaqwa niscaya manusia akan lemah dan tak punya keberanian untuk maju dalam memperjuangkan cita-citanya. Banyak ide-ide cemerlang mati begitu saja karena ia tak yakin akan mampu mewujudkan idealismenya.
Dr. Ibrahim Al–Fiqqi mengatakan :” memulai dari cita-cita dan impian adalah bagus, tetapi jika anda bermimpi maka harus ada tindakan tanpa ragu. Ilmu pengetahuan dan cita-cita adalah dua hal yang indah.”
Dibalik Kesulitan Ada Kemudahan
Kita sangat percaya untuk dapat menghafal Al-Qur’an atau hadits-hadits tentunya butuh konsentrasi penuh dan selalu menjaga hubungan dekat dengan Allah. Dan orang-orang yang cerdas bukan sekedar mahir dalam urusan dunia namun kecerdasan dalam level tertinggi manakala seorang mukmin mampu menjadikan Al-Qur’an dan Sunnah melekat tak terpisahkan ibarat menembus dalam sel-sel darahnya, melebur dalam tulang-belulang di sekujur tubuhnya dan memenuhi hati dan akalnya dengan ruh-ruh yang dibalut dengan semangat ke-Islaman yang tak tergoyahkan.
Semulia-mulia kalam adalah Kitabullah, seindah-indah jalan hidup hanyalah dalam Islam. Sebaik-baik orang adalah orang yang bertaqwa. Dan yakinlah setelah segala kesulitan menghadang niscaya matahari kebahagiaan akan datang menyinarinya.
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan, Sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan”. (Q.S. Al-Insyirah : 5 – 6 ).
Jalan menuju Allah memang penuh dengan berbagai macam rintangan dan cobaan. Tak jarang manusia mengalami futur alias tak bersemangat menuntut ilmu atau malas menghafal dan memahami Kitabullah. Disinilah manusia butuh sabar dan tawakal kepada Allah. .
Allah memerintahkan umat manusia untuk memperbanyak untaian do’a terlebih di saat menghadapi kesulitan.
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
“ Dan Rabb kalian berfirman : Berdoalah kepada-Ku niscaya akan Kuperkenankan bagi kalian. ( Q. S. Ghofir : 60).
Ada sebuah peristiwa luar biasa, seorang penuntut ilmu pernah mengalami kesulitan besar ketika mempelajari suatu permasalahan, lantas syaikhnya menasehatinya untuk pulang kerumah dan minta do’a ibunya agar dimudahkan memahami ilmu tersebut. Dan atas kehendak dan taqdir Alloh Azza wa Jalla dengan washilah do’a ibu memohon kepada-Nya akhirnya pemuda tadi mudah mencerna permasalahan tersebut, bahkan mampu menjadi ‘Ulama’ besar. Begitulah kejaiban do’a yang mampu memberi pengaruh menakjubkan bagi hamba-Nya yang bersungguh – sungguh memohon kepada-Nya.
Pembaca…! Sampai disini, masihkah anda berfkir negatif dan mengatakan “Aku bukan siapa-siapa, tak mungkin mampu menghafal Al-Qur’an atau disiplin ilmu Islam lainnya” ? “Ah…saya takkan bisa menjadi sosok terbaik yang bisa mewujudkan impian-impian Islami dan indah”, Ya…, berhentilah dari berpikir negatif. Saatnya anda harus berpikir dan berjuang meraih impian dan memohon kekuatan dan pertolongan hanya kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Banyak orang mengalami kegagalan dalam hidup karena belum mengetahui bahwa sebenarnya mereka dekat dengan keberhasilan justru tatkala mereka akan menyerah. Kemenangan sejati bukan kemenangan atas orang lain namun kemenangan atas diri sendiri.
Apakah anda hari ini lebih meningkat kualitas dan kuantitas keimanan dibanding pekan lalu? Apakah hafalan anda lebih banyak dibandingkan bulan lalu ? atau apakah anda merasa lebih bahagia, lebih intens hadir di majlis ilmu dibandingkan tahun lalu ?. Keajaiban sebuah harapan dari Allah ‘Azza wa Jalla semata.