Jual Pulsa Lewat MLM – Mirip Memasukkan Gajah ke Lubang Jarum

“Pemasaran dengan sistem multi level marketing (MLM) termasuk pemasaran bermasalah dilihat dari syariat Islam. Banyak ulama yang menyatakan sistem ini hukumnya haram. Adakah hukum ini juga berlaku bagi MLM dalam pemasaran pulsa handphone?”

Dunia informatika berkembang seakan tanpa batas. Orang tua usia dan muda; kaya dan miskin; tinggal di kota atau mukim di ujung kampung, hampir semuanya kecanduan produk-produk teknologi informatika—awalnya radio, lalu, televisi, telepon kabel, kemudian handphone, dan kini Internet.

Perkembangannya membuat jarak terasa lebih dekat, gerak berlangsung semakin cepat. Melakukan sesuatu terasa lebih mudah. Indahnya dunia pun kian terasa. Singkatnya, teknologi informasi telah ikut mendatangkan keberkahan dan kemudahan bagi manusia dalam menjalani hidup dan hajatnya.

Namun dalam beberapa sisi, kita perlu lebih bijak, karena terbukti ada yang tidak pas, bahkan merugikan dan mencelakakan umat manusia. Salah satunya: dulu, hanya jadi kebutuhan sekunder. Malah tersier. Tapi sekarang menjadi hajat yang utama. Dan hidup seakan hampa, bahkan kiamat sepertinya mendekat bila kita jauh darinya, atau lupa membawanya serta dalam aktivitas kita.

Tentu Anda punya pengalaman tak menyenangkan ketika suatu hari alpa membawa handphone, laptop, iPad, atau piranti teknologi informatika lainnya—ini sekadar ilustrasi betapa besar kontribusi atau peran piranti-piranti itu dalam hajat hidup kita.

Hukum Berjual-beli Pulsa

Kemajuan teknologi informatika, salah satunya, ikut pula mencipta lapangan kerja dan membuka peluang berniaga—ini fakta. Bukan hanya entitas bisnis sekelas perusahaan yang berkantor pusat di gedung jangkung. Namun juga niaga level lapak pulsa eceran di sudut gang becek. Dari segi kebutuhan, pulsa telepon seluler sudah mirip sembako. Kita malah lebih sering membeli pulsa ketimbang seplastik garam dapur.

Ditinjau secara syariat, berjual-beli pulsa adalah bentuk niaga yang halal, dan karena itu layak Anda kembangkan sebagai ladang mengais rezeki dan untung, karena pulsa sejatinya nilai layanan berkomunikasi. Jadi, bila Anda menjual pulsa, itu artinya Anda menjual paket layanan, dan keuntungan yang Anda peroleh darinya pun, insya Allah, halal.

Sistem MLM dalam Bisnis Pulsa

Tingginya kebutuhan masyarakat akan pulsa seluler mengundang orang untuk mengadu nasib di bisnis ini. Segera saja bisnis ini sesak pemain, dengan tingkat persaingan yang semakin ketat. Berbagai cara telah dilakukan untuk menarik orang berbelanja pula. Yang lagi marak antara lain berdagang pulsa melalui penjualan langsung berjenjang atau populer disebut multi level marketing (MLM).

Sebagaimana berlaku bagi produk lain yang menggunakan sistem ini, seorang member yang berhasil mengajak sejumlah orang lain untuk menjadi member (downline) akan mendapat fee—yang besarnya tergantung level Anda atau seberapa banyak downline dalam jaringan Anda.

Ilustrasi berikut sekadar contoh.
Level Jumlah Downline Fee (Rp) Total Fee (Rp) 1 10 20 200 2 10 x 10 20 2.000 3 10 x 10 x 10 20 20.000 4 10 x 10 x 10 x 10 20 200.000 5 10 x 10 x 10 x 10 x 10 20 2.000.000 6 10 x 10 x 10 x 10 x 10 x 10 20 20.000.000

Sungguh gurih bisnis pulsa berjenjang!—jika memang begitu adanya. Jika Anda di top level, yang dalam ilustrasi ada di level 6, dalam sebulan Anda akan mengantongi Rp 20 juta meski seluruh downline dalam jaringan Anda masing-masing hanya melakukan satu kali mengisi pulsa handphonenya. Terasa mudah uang sebanyak itu mengalir ke kantong Anda karena kemungkinan terbesar seseorang tidak hanya melakukan satu kali transaksi dalam sebulan.

Tapi berpikirlah lebih panjang. Misalkan saja Anda ingin berada pada level 2. Perhatikan, pada posisi ini, downline Anda harus ada 100 orang, dan semuanya harus minimal sekali membeli pulsa dalam satu bulan tertentu—hanya untuk mendapatkan bonus Rp 2.000.

Singkat cerita, Anda ngotot untuk merekrut 100 orang dan Anda berhasil memotivasi setiap dowline Anda untuk berbelanja pulsa minimal sekali. Mudah? Inilah soal yang harus Anda perhatikan sungguh-sungguh.

Katakan saja, Anda mulai bergerak di lingkungan rumah Anda, untuk meminimalkan ongkos operasional. Berarti, untuk mendapatkan 100 downline, di setiap rumah di rukun warga (RW) tempat Anda tinggal, minimal ada satu orang yang menjadi agen pulsa dalam jaringan Anda. Masih mungkin? Mungkin saja. Tapi menjadi tidak mungkin kalau Anda ingin mencapai level 3.

Lalu untuk mencapai level itu, Anda bergerak ke wilayah yang lebih luas lagi—satu kelurahan, misalnya. Tapi konsekuensinya, Anda harus mengeluarkan biaya yang lebih banyak—yang diperkirakan malah lebih besar ketimbang bonus yang dijanjikan—Rp 20 ribu.

Anda lalu berpikir untuk memperluas wilayah gerak Anda—satu kecamatan. Lagi-lagi, biayanya lebih membengkak—bisa-bisa Anda malah tekor. Bukan bonus yang Anda dapat, tapi lebih banyak uang yang keluar dari kantong Anda. Demikian seterusnya ketidakmungkinan berlaku pada bisnis jualan pulsa sistem MLM yang Anda jalakan.

Anda berpikir masih mudah? Bukankah downline atau member lain di luar jaringan Anda juga bertindak sama dengan yang Anda lakukan, bahkan juga di wilayah yang mungkin juga sama, atau memprospek orang yang sama pula? Bilakah Anda masih berpikir akan sampai pada kepastian bahwa peluang sukses berjualan pulsa dengan sistem MLM akan Anda raih? Yang terjadi malah mirip memasukkan seekor gajah melalui lubang jarum jahit!

Saudaraku, ingin sukses hendaknya tidak membuat Anda kehilangan nalar sehat. Menjadi kaya ada prosesnya. Titilah setiap anak tangganya dengan sabar dan ulet. Wujudkanlah dengan cara-cara yang wajar. Percayalah, sukses dan alur perjalanan untuk meraihnya telah digariskan oleh Allah Ta ala. Karenanya, bersikaplah tenang, gigih, pantang menyerah dalam setiap upaya mewujudkan suratan takdir sukses Anda. Renungkanlah sanda Rasulullah Shalalahu alaihi wa sallam berikut:

(يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا الله وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ فَإِنَّ نَفْساْ لَنْ تَمُوَت حَتىَّ تَسْتَوْفِيَ رِزْقَهَا وَإِنْ أَبْطَأَ عَنْهَا، فَاتَّقُوا الله وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ، خُذُوا مَا حَلَّ وَدَعُوا مَا حَرَمَ).

Wahai umat manusia, bertakwalah kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki. Sesungguhnya tidaklah seorang hamba akan mati, hingga ia benar-benar telah mengenyam seluruh rezekinya, walaupun telat datangnya. Bertakwalah kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki. Tempuhlah jalan-jalan yang halal dalam mencari rezei dan tinggalkan yang haram.”—Riwayat Ibnu Majah

Semoga uraian saya dapat menerangi pandangan Anda untuk menyikapi iming-iming sukses melalui sistem MLM.

Wallahu Ta’ala a’alam bisshawab.***

Kesimpulan:

ŸPerkembangan teknologi informatika ikut mendatangkan keberkahan dan kemudahan bagi manusia dalam menjalani hidup dan hajatnya. Ikut pula mencipta lapangan kerja dan membuka peluang berniaga. Pulsa telepon seluler sudah mirip sembako.
Ditinjau secara syariat, berjual-beli pulsa adalah bentuk niaga halal, dan keuntungan yang Anda peroleh darinya pun, insya Allah, halal.
Berbagai cara dilakukan untuk menarik orang berbelanja pula. Yang lagi marak antara lain berdagang pulsa melalui penjualan langsung berjenjang atau populer disebut multi level marketing (MLM). Sistem bonusnya menggiurkan. Tapi lebih banyak terbukti di atas kertas.
Berpikirlah kembali akan kepastian bahwa Anda akan sampai pada peluang sukses berjualan pulsa dengan sistem MLM. Yang terjadi malah mirip memasukkan seekor gajah melalui lubang jarum jahit!
Keinginan sukses hendaknya tidak membuat Anda kehilangan nalar sehat.

PengusahaMuslim.com didukung oleh Zahir Accounting Software Akuntansi Terbaik di Indonesia.

Tentang Administrator Mahad

Cek Juga

KOK BERAT..?

Bulan ramadhan adalah bulan yang dilipat-gandakan amal.. Namun sebagian orang merasa berat untuk melaksanakan amal …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *