Penggundulan hutan terus menerus terjadi tanpa berpikir resiko yang akan mendatangkan bencana. Mulai dari banjir, tanah longsor, bencana kekeringan bahkan terakhir ancaman global warming yang begitu mengerikan. Kendati bencana alam datang silih berganti, namun hal ini tidak menghilangkan semangat pelaku pembalakan liar untuk terus melakukan penebangan hutan demi kepentingan pribadi.
Sebagai manusia bijak dan bertanggungjawab, kita tentunya akan berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan penyelamatan hutan atau bumi yang ditempati ini. Dengan begitu, kita akan terhindar dari penderitaan seperti yang terjadi belakangan ini. Untuk itu, gerakan tanam pohon perlu dilakukan dan didukung oleh semua pihak.
Gerakan tanaman pohon ternyata tidak hanya untuk menyelamatkan hutan tetapi bisa dijadikan lahan bisnis yang menjanjikan. Betapa tidak, hanya dengan modal yang kurang dari 1 juta rupiah menghasilkan milyaran. Bisnis yang dimaksud adalah bisnis tanaman jati.
Kayu Jati (Tectona grandis L.f.) atau ‘teak wood’ telah dikenal masyarakat nasional maupun internasional sebagai bahan baku industri pengolahan kayu yang memiliki banyak keunggulan. Kualitas kayu jati yang bagus menjadikan produk kayu jati masuk dalam tingkatan mahal dan mewah. Melihat kualitas kayu jati yang lebih baik dari kayu jenis lain maka persepsi masyarakat tersebut sangat beralasan. Dalam kondisi demikian, permintaan masyarakat terhadap produk dari kayu jati meningkat dari waktu ke waktu bahkan hingga saat ini.
Meningkatnya permintaan produk kayu jati dari dalam negeri maupun untuk kebutuhan ekspor khususnya menyebabkan peningkatan kebutuhan kayu jati untuk produk olahan. Namun demikian, saat ini pasokan kayu jati untuk industri pengolahan kayu mengalami penurunan. Salah satu penyebabnya adalah umur panen kayu jati yang sangat panjang, yaitu minimal 45 tahun, sehingga selain pasokannya kurang, harganyapun menjadi mahal karena rotasi tanaman yang terlalu panjang.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat mempermudah dan memperpendek serta memperbanyak hasil yang diinginkan. Bebagai penemuan pun bermunculan termasuk teknologi pembibitan pohon jati. Bayangkan, pohon jati yang tadinya berumur puluhan tahun, kini telah dapat dipersingkat menjadi antara 15 – 20 tahun. Jati cepat tumbuh dikenal dengan nama jati super, jati unggul, jati prima ataujati emas. Pemberian nama tersebut bergantung pada perusahaan yang memberikan nama produk bibit jati tumbuh.
Pembibitan jati super dilakukan melalui kultur jaringan. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap.
Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril. Untuk memproduksi bibit melalui kultur jaringan, peralatan minimal yang perlu disediakan adalah: laminar air flow, pinset, pisau, rak kultur, AC, hot plate, stirrer, pH meter, oven, dan kulkas serta bahan kimia (garam makro , mikro, vitamin, zat pengatur tumbuh, asam amino, alkohol, clorox).
Cara pembibitan jati super melalui kultur jaringan masih dilakukan oleh produsen bibit dan belum dapat dilakukan oleh petani, karena teknologi ini memerlukan modal besar dan teknologi tinggi. Peluang usaha yang dapat dilakukan dari teknologi ini adalah pembesaran bibit jati setelah fase aklimatisasi atau pada fase adaptasi bibit dengan lingkungan luar laboratorium (bibit berumur ± 4 minggu).
Bibit jati akan tumbuh dengan baik pada daerah yang memiliki curah hujan 1.200 – 2.500 mm per tahun dengan 3 – 5 bulan kering (curah hujan kurang dari 50 mm per bulan), temperatur 19 – 36°C, intensitas cahaya 75 – 100 persen dan kemiringan kurang dari 8 persen.
Proses penanaman dan pemeliharaan jati super juga tergolong mudah serta tidak menyita banyak waktu. Hanya dengan sekali tanam dan dengan melakukan pengontrolan rutin agar terhindar dari ketidaksuburan karena kurang pupuk dan air.
Untuk mendapatkan jati yang kokoh dan tidak mudah roboh diterjang angin besar, saat melakukan pemindahan dari poliy back ke lubang tanam pada bagian bawah lubang tanam tersebut diberikan lubang lagi menggunakan kayu sebesar jari tangan. Kemudian, akar tunggang bibit jati super dimasukan ke dalam lubang tersebut. Dengan begitu, akar tunggangnya langsung menancap ke dalam tanah.
Saat ini masyarakat pengguna kayu banyak yang belum mengetahui kualitas kayu jati super. Hal ini karena beberapa orang beranggapan bahwa pertumbuhan pohon yang cepat akan menghasilkan sel-sel yang lebih pendek sehingga dapat mengurang kualitas kayu. Tetapi pada kenyataannya, persentase kayu teras jati super 39,6%, lebih besar dari jati konvensional yang hanya berkisar 20,3%. Berdasarkan persentase kayu terasnya pada umur dan tempat tumbuh yang sama, kayu jati super lebih baik kualitas kayunya dari kayu jati konvensional.
Dengan melihat aspek penanaman jati super yang mudah dan menghasilkan kualitas kayu jati yang bagus, tanaman jati super pun bisa menjadi alternatif pilihan untuk investasi masa kini. Investasi ini juga bisa turut menyukseskan gerakan tanam pohon untuk masa depan bumi.