Ibnu Taimiyah rohimahullah berkata,
من اتبع هواه في مثل طلب الرئاسة والعلو ; أو جمعه للمال يجد في أثناء ذلك من الهموم والغموم والأحزان والآلام وضيق الصدر ما لا يعبر عنه . وربما لا يطاوعه قلبه على ترك الهوى ولا يحصل له ما يسره ; بل هو في خوف وحزن دائما : إن كان طالبا لما يهواه فهو قبل إدراكه حزين متألم حيث لم يحصل . فإذا أدركه كان خائفا من زواله وفراقه . وأولياء الله لا خوف عليهم ولا هم يحزنون
“Siapa yang mengikuti hawa nafsunya, seperti pada mencari kedudukan atau mengumpulkan harta. Ketika mencarinya ia akan mendapatkan kegundahan, kesedihan, kesakitan, dan kesempitan dada yang tidak dapat diungkapkan dengan kata kata. Bahkan barangkali hati tak kuasa meninggalkan hawa nafsu dan tidak meraih kegembiraan. Tetapi ia selalu dalam kekhawatiran dan kesedihan.
Saat ia tidak mendapatkannya, ia bersedih dan merasa sakit. Dan saat mendapatkannya ia merasa khawatir kehilangannya. Sedangkan wali wali Allah tidak merasa khawatir tidak juga bersedih hati.”
[Majmu’ Fatawaa 10/652]
Diterjemahkan oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى