Ibnul Jauzi berkata:
تفكرت في قول شيبان الراعي لسفيان: يا سفيان، عد منع الله لك عطاء منه لك، فإنه لم يمنعك بخلاً، إنما منعك لطفًا، فرأيته كلام من عرف الحقائق.
“Aku memikirkan perkataan Syaiban Arra’iy kepada Sufyan:
‘Wahai Sufyan, anggaplah tidak memberinya Allah kepadamu sebagai pemberian. Karena Dia tidak memberi bukan karena bakhil. Tapi Dia tidak memberimu karena sayang.’
Ternyata aku dapati ucapan ini adalah ucapan orang yang memahami hakikat (ilmu).” [Shaidul Khathir hal. 285]
Iya..
Terkadang kita memahami sayang itu dengan selalu diberi..
Ketika Allah tidak memberi..
Hati sering suudzon kepada-Nya..
Lalu berpaling dan merasa bahwa Allah tak sayang..
Padahal bisa jadi pemberian itu membuat kita lalai..
Dan bisa jadi saat tidak diberi..
Kita terselamatkan dari banyak fitnah dunia..
Namun..
Yang memahami ini hanyalah yang yakin..
Bahwa ilmu Kita hanyalah setetes dibandingkan samudra ilmu Allah…
Ditulis oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc حفظه الله تعالى