Inilah yang menjadikan orang munafiq merasa puas dan bangga.
Kemunafikan terbesar adalah menyembunyikan kekufuran dan menampakkan keimanan. Namun demikian, sepandai pandai orang menyembunyikan kemunafikan, tetap saja sikap dan ucapannya, akan menceritakan isi hatinya.
Diantara indikasi kemunafikan ialah adanya rasa girang ketika orang kafir mendapat kemenangan atau minimal bebas malang melintang, ia tiada terusik oleh ulah orang kafir sedikitpun.
Namun sebaliknya, ia berang, meradang, kecewa, naik pitam, dan uring-uringan bila ummat Islam mendapat kemenangan atau kesenangan atau berhasil membungkam juragan orang orang munafiq, yaitu kaum kuffar.
Allah Ta’ala menceritakan indikator orang munafiq ini dengan berfirman:
هَاأَنتُمْ أُوْلاء تُحِبُّونَهُمْ وَلاَ يُحِبُّونَكُمْ وَتُؤْمِنُونَ بِالْكِتَابِ كُلِّهِ وَإِذَا لَقُوكُمْ قَالُواْ آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْاْ عَضُّواْ عَلَيْكُمُ الأَنَامِلَ مِنَ الْغَيْظِ قُلْ مُوتُواْ بِغَيْظِكُمْ إِنَّ اللّهَ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ {119}
إِن تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِن تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُواْ بِهَا وَإِن تَصْبِرُواْ وَتَتَّقُواْ لاَ يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا إِنَّ اللّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ
“Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata: “Kami beriman“; dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): “Matilah kamu karena kemarahanmu itu”. Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati.
Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan kemudaratan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.” (Ali Imran 119-120)
Simak sobat, dan kenalilah betapa banyak saat ini orang yang lisan, dan penanya bertambah tajam kepada ummat Islam di saat mereka berhasil membungkam atau mengalahkan orang kafir. Seakan mereka terpanggil untuk turut memberi perlawanan kepada ummat Islam sebagai bentuk pembalasan atas kekalahan juragannya orang orang kafir.
Namun pena dan lisan mereka seakan patah alias bisu bila mengetahui orang kafir menghina, menindas, merampas, menginjak nginjak kehormatan ummat Islam, seakan hati mereka menari nari kegirangan atas kehinaan ummat Islam.
Karenanya, yuk kita bercermin, untuk siapa lisan dan pena kita tajam saat ini ? dan dalam kondisi apa hati kita merasa girang menari-nari ?
Semoga Allah Ta’ala melindungi kita semua dari kemunafikan dan kekufuran, amiin.
Ustadz DR. Muhammad Arifin Badri MA, حفظه الله تعالى