Suatu hari sahabat Ali bin Abi Thalib rodhiyallahu ‘anhu berkata:
ألا أنبئكم بالفقيه حق الفقيه ؟ من لم يقنط الناس من رحمة الله ، ولم يرخص لهم في معاصي الله ، ولم يؤمنهم مكر الله ، ولم يترك القرآن إلى غيره ، ولا خير في عبادة ليس فيها تفقه ، ولا خير في فقه ليس فيه تفهم ، ولا خير في قراءة ليس فيها تدبر .
Maukah engkau aku beri tahu perihal orang yang benar-benar faqih /berilmu ?
Dia adalah orang yang :
1. Tidak menyebabkan masyarakat berputus asa dari kerahmatan Allah.
2. Sebaliknya tidak menjadikan mereka ceroboh dalam melakukan kemaksiatan kepada Allah.
3. Tidak menggantikan Al Qur’an dengan selainnya.
4. Tidak ada baiknya ibadah yang tidak diiringi dengan ilmu.
5. Sebagaimana tidak ada baiknya ilmu yang tidak diiringi dengan pemahaman.
6. Dan juga tidak ada baiknya pada membaca kalau tidak diiringi dengan tadabbur.
(Al Faqih wa Al Mutaffaqih 2/338)
Sufyan At Tsauri rohimahullahu berkata:
إنَّما العلم عندنا الرخصة من ثقة , فأما التشديد فيُحسنه كل أحد
“Yang disebut ilmu menurut kami adalah keringanan yang diajarkan oleh orang yang kredibel. Adapun membuat susah(memberatkan) maka semua orang bisa melakukannya.”
Faedah dari Ustadz DR. Muhammad Arifin Badri MA, حفظه الله تعالى