Musim hujan telah tiba, hampir setiap hari kita mendapat rezeki dari langit, terkadang hujan sangat lebat disertai gerumuh petir dan kilat. Maka Islam menganjurkan beberapa amalan ketika terjadi hal ini.

 

Berdoa ketika mendengar petir

Perlu diketahui bahwa tidak ada doa yang marfu’ (bersumber langsung sanadnya) dari  Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang ada adalah atsar dari sahabat, dalam fatwa Al-lajnah Ad-Daimah dijelaskan,

من عمل بهذا اقتداءً بهذا الصحابي فلا بأس بذلك، ولا نعلم شيئاً ثابتاً فيه مرفوعاً إلى النبي صلى الله عليه وسلم.

“barangsiapa yang mengamalkan dengan mencontoh para Sahabat, maka tidak mengapa. Kami tidak mengetahui sedikitpun hadits yang marfu’ (sampai sanadnya) kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.”[1]

 

Beberapa doa tersebut sebagai berikut:

Apabila Abdullah bin Az-Zubair mendengar petir, dia menghentikan pembicaraan, kemudian mengucapkan,

سُبْحَانَ الَّذِيْ يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمِدِهِ وَالْمَلاَئِكَةُ مِنْ خِيْفَتِهِ.

Subhaanalladzi yusabbihur ra’du bihamdihi wal malaaikatu min khiifatihi

“Maha Suci Allah yang halilintar bertasbih dengan memujiNya, begitu juga para malaikat, karena takut kepadaNya.” [2]

Doa yang lain,

Dari ‘Ikrimah mengatakan bahwasanya Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma tatkala mendengar suara petir, beliau mengucapkan,

سُبْحَانَ الَّذِي سَبَّحَتْ لَهُ

Subhanalladzi sabbahat lahu’

“ Maha suci Allah yang petir bertasbih kepada-Nya”

Lalu beliau mengatakan,

قال إن الرعد ملك ينعق بالغيث كما ينعق الراعي بغنمه

”Sesungguhnya petir adalah malaikat yang meneriaki (membentak) untuk mengatur hujan sebagaimana pengembala ternak membentak hewannya.”[3]

 

Catatan:

Ada juga hadits yang beberapa ulama menganggapnya marfu’ dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Akan tetapi sebagian besar ulama mendhaifkannya. Haditsnya yaitu,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ‏صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‏ ‏كَانَ إِذَا سَمِعَ صَوْتَ الرَّعْدِ وَالصَّوَاعِقِ قَالَ ‏: ‏اللَّهُمَّ لَا تَقْتُلْنَا بِغَضَبِكَ وَلَا تُهْلِكْبِكَ وَعَافِنَا قَبْلَ ذَلِكَ

Dishahihkan oleh syaikh Ahmad syakir, adapun ulama yang mendhaifkan At-Tirmidzi, Ibnu Hajar dan syaikh Al-Albani.

 

Ketika melihat kilat

Ketika melihat kilat maka, tidak ada amalan khusus baik dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam  maupun para sahabat. Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah berkata,

فأما البرق فهذا فلا أذكر شيئاً في هذا لا أذكر شيئاً يقال عند رؤية البرق لا أعلم شيئاً من السنة في هذا.

“Adapun melihat kilat maka saya tidak mengetahui sama sekali (amalan) dalam hal ini. Saya tidak mengetahui sapa yang harus diucap ketika melihat kilat. Saya tidak mengetahui sama sekali dalam sunnah mengenai hal ini.”[4]

 

Syaikh Isa bin Hasan Adz-Dziyab berkata,

لم يثبت عن النبي  صلى الله عليه وسلم  في ذلك شيء .

لكن لو ذكر الله على عظمة الله وبديع خلقه (إن شاء الله ليس فيها بأس).

“Tidak  ada hadits shahih dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam  mengenai hal tersebut (doa melihat kilat) akan tetapi jika ia berdzikir mengingat Allah karena keagungan dan bagusnya ciptaannya –InsyaAllah- tidak mengapa.”[5]

 

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

 

Mataram, 24 Muharram !434 H

Penyusun: Raehanul Bahraen

Artikel www.muslimafiyah.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *