Sangat menampar kita, jika memang kita mengaku aktivis dakwah tapi tidak pernah shalat malam. Dalam sebulan atau beberapa bulan tidak pernah shalat malam. Padahal jalan dakwah ini penuh tantangan dan sangat butuh pertolongan Allah. Terkadang bisa jadi kita berguguran di jalan atau malah kita sendiri yang butuh banyak “didakwahi”. Pertolongan itu diminta dengan memelas dan mengiba-iba kepada Allah di waktu mustajab dan dalam kesendirian yaitu shalat malam.

Rasa jenuh, futur, malas beragama serta merasa beban berat dakwah adalah karena kita tidak pernah meminta tolong kepada Allah dengan doa yang benar-benar tulus akan dakwah yang kita jalankan.
Dosa kita terlalu banyak dan tidak pernah istigfar, bagaimana bisa dakwah kita diberi semangat, diberi kemudahan dan keberhasilan jika kita sendiri tidak baik. Dosa inilah yang menyebabkan kita sangat sulit shalat malam walaupun sebulan sekali saja dan hanya beberapa rakaat pendek.
Hasan Al-Basri berkata,
ﺇﻥ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﻟﻴﺬﻧﺐ ﺍﻟﺬﻧﺐ ﻓﻴﺤﺮﻡ ﺑﻪ ﻗﻴﺎﻡ ﺍﻟﻠﻴﻞ
“Sesungguhnya seseorang itu ketika berbuat dosa, bisa jadi akan diharamkan (susah melakukan) shalat malam.” [1]
Bukan alarm yang berhasil membangunkan kita shalat malam, tetapi keimanan kita dengan pertolongan Allah.
Kita mengaku aktivis dakwah dan ingin menjadi shalih, maka shalat malam, karena ini adalah kebiasaan orang-orang shalih sebelum kita.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺑِﻘِﻴَﺎﻡِ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞِ، ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﺩَﺃْﺏُ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤِﻴْﻦَ ﻗَﺒْﻠَﻜُﻢْ، ﻭَﻫُﻮَ ﻗُﺮْﺑَﺔٌ ﺇِﻟَﻰ ﺭَﺑِّﻜُﻢْ، ﻭَﻣُﻜَﻔِّﺮَﺓٌ ﻟِﻠﺴَّﻴِّﺌَﺎﺕِ، ﻣَﻨْﻬَﺎﺓٌ ﻋَﻦِ ﺍْﻹِﺛْﻢِ
“Lakukanlah shalat malam oleh kalian, karena hal itu merupakan kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian. Ia pun dapat mendekatkan kalian kepada Rabb kalian, menghapus segala kesalahan dan mencegah dari perbuatan dosa.”[2]
Kita mengaku hamba Allah “ibadurrahman”? Allah menyebut cirinya yaitu melakukan shalat malam
Allah berfirman,
ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳَﺒِﻴﺘُﻮﻥَ ﻟِﺮَﺑِّﻬِﻢْ ﺳُﺠَّﺪًﺍ ﻭَﻗِﻴَﺎﻣًﺎ
“Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Rabb mereka.” (Al-Furqaan/25: 64)
Bahkan mereka bukan orang yang malas dan banyak tidur.
Allah Ta’ala berfirman,
ﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﻗَﻠِﻴﻠًﺎ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞِ ﻣَﺎ ﻳَﻬْﺠَﻌُﻮﻥَ ﻭَﺑِﺎﻟْﺄَﺳْﺤَﺎﺭِ ﻫُﻢْ ﻳَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻭﻥَ
“Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).” (Adz-Dzaariyaat/51: 17-18)
Mintalah bantuan kepada Allah pada waktu shalat malam karena waktu itu sangat mustajab
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﺇِﻥَّ ﻓِﻲ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞِ ﻟَﺴَﺎﻋَـﺔً، ﻻَ ﻳُﻮَﺍﻓِﻘُﻬَﺎ ﺭَﺟُـﻞٌ ﻣُﺴْﻠِﻢٌ ﻳَﺴْﺄَﻝُ ﺍﻟﻠﻪَ ﺧَﻴْﺮًﺍ ﻣِﻦْ ﺃَﻣْﺮِ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻭَﺍْﻵﺧِﺮَﺓِ ﺇِﻻَّ ﺃَﻋْﻄَﺎﻩُ ﺇِﻳَّﺎﻩُ، ﻭَﺫَﻟِﻚَ ﻛُﻞَّ ﻟَﻴْﻠَﺔٍ .
“Sesungguhnya di malam hari terdapat waktu tertentu, yang bila seorang muslim memohon kepada Allah dari kebaikan dunia dan akhirat pada waktu itu, maka Allah pasti akan memberikan kepadanya, dan hal tersebut ada di setiap malam.”[3]
Jika berat, maka kita latih shalat malam, mungkin dengan yang ringan dahulu misalnya:
-Bangun 10 atau 15 menit sebelum subuh dan shalat malam

-Pilih waktu libur esoknya untuk bisa shalat malam

-Jika sangat sulit, bisa shalat witir sebelum tidur dan itu termasuk shalat malam

-Jika masih sangat sulit, perbanyak istigfar dan berdoa agar dipermudah
Semoga kita dipermudah untuk shalat malam
@Antara bumi dan langit Allah, Pesawat Wing Air Surabaya-Yogyakarta
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com

Catatan kaki:
[1]
[2] HR. Tirmidzi, dihasankan oleh Al-Albani dalak Irwa’ al-ghalil
[3] HR. Muslim

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *