Hendaknya kita sebagai penuntut ilmu agama bersemangat mencari guru yang bisa mengajarkan kita kebaikan dunia dan akhirat. Karena belajar dengan guru akan membuat kita lebih meudah dan lebih cepat memahami serta ada yang membimbing.
Akan tetapi Kita selayaknya tidak mencukupkan diri dengan satu guru saja, karena ilmu itu sangat luas, sampai-sampai ulama berkata, salah satunya adalah Hammad bin Zaid rahimahullah berkata,
إنك لا تعرف خطأ معلمك حتى تجالس غيره
“sesungguhnya engkau tidak mengetahui kesalahan gurumu sampai engkau berguru dengan yang lain.”[1]
Berikut beberapa kisah ulama dengan jumlah guru mereka yang sangat banyak:
Dari Abdurrahman bin Abi Abdillah bin Mandah berkata,
وسمعت أبي يقول: كتبت عن ألف وسبعمائة. قال جعفر المستغفري: ما رأيت أحدًا أحفظ من أبي عبد الله بن منده، سألته يومًا: كم يكون سماعات الشيخ؟ قال: تكون خمسة آلاف منّ. قلت: المنّ يجيء عشرة أجزاء كبار.
“saya mendengar ayahku berkata, “saya menulis/belajar dari 1.700 guru”. Ja’far Al-Mustaghfiri berkata, “saya tidak melihat seseorangpun yang lebih hapal dari Abu Abdillah bin Mandah, saya bertanya kepadanya suatu hari, “berapa yang anda pelajari dari para syaikh?”. Beliau berkata, “lima ribu mann”. Azd-Dzahabi berkata, “ satu mann sama dengan 10 juz besar”.[2]
Ibnu An-Najjar berkata,
سمعت من يذكر أن عدد شيوخه سبعة آلاف شيخ وهذا شيء لم يبلغه أحد، وكان مليح التصانيف كثير النشوار والأناشيد لطيف المزاح ظريفًا حافظًا واسع الرحلة ثقة صدوقًا دينًا سمع منه مشايخه وأقرانه وحدثنا عنه جماعة
“saya mendengar ada yang mengatakan bahwa gurunya 7.000 syaikh dan tidak ada yang seperti ini. Karangannya sangat menarik dan tersebar/ dia juga menulis syair ringan dan menghibur, seorang hafidz, sering berpetualang (menuntut ilmu), terpercaya dan jujur. Para guru dan orang yang sezaman dengannya belajar dari beliau dan begitupula sejumlah perawi.”[3]
Ibnu As-Sa’iy berkata tentang Ibnu An-Najjar,
قال ابن الساعي: اشتملت مشيخته على ثلاثة آلاف شيخ وأربع مائة امرأة
“para guru Ibnu An-Najjar mencapai 3.000 syaikh dan 400 guru wanita.”[4]
Demikian semoga bermanfaat
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush shalihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam
@Perpus FK UGM, Yogyakarta Tercinta
Penyusun: Raehanul Bahraen