SEKILAS TENTANG PEMUDA

Jika berbicara tentang pemuda atau remaja, maka yang sering menjadi topik pembicaraan hal-hal negatif yang berkait dengan mereka. Balapan liar, tawuran, pemalakan, pacaran dan lain sebagainya. Apakah ini berarti bahwa semua pemuda itu buruk dan jahat? Jawabannya tentu tidak.

Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah[1]  mengatakan, “Kalau kita melihat keadaan para pemuda dengan seksama, maka secara umum kita dapat mengklasifikasi mereka ke dalam tiga golongan:  pemuda yang istiqâmah, pemuda yang menyimpang, dan pemuda yang bingung atau pemuda dipersimpangan jalan :

Pertama; Pemuda yang istiqâmah adalah pemuda yang beriman dalam arti sesungguhnya. Artinya dia meyakini agama Islam, mencintainya, merasa cukup dan bangga dengannya. Dia memandang bahwa bisa meraih dan mengamalkan Islam merupakan keberuntungan, sebaliknya jika terhalang dari Islam maka itu adalah sebuah kerugian nyata. Pemuda yang istiqamah adalah pemuda yang selalu beribadah hanya kepada Allâh dengan ikhlash dan tidak menyekutukan Allâh Azza wa Jalla dengan makhluk-Nya.

Mereka juga adalah pemuda yang selalu meneladani Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam semua tindakannya, karena dia meyakini bahwa Beliau n sebagai utusan Allâh dan panutan yang harus diteladani.

Pemuda yang selalu mendirikan shalat secara sempurna sesuai dengan kemampuannya, karena dia yakin bahwa shalat memiliki banyak manfaat dan kebaikan bagi agama maupun dunianya, bagi diri pribadi maupun bagi masyarakat.

Mereka juga menjalankan syari’at-syari’at Islam lainnya, seperti menyalurkan zakat kepada yang berhak menerimanya, melaksanakan ibadah puasa Ramadhan dan melaksanakan ibadah haji, jika mampu.

Mereka adalah para pemuda yang yakin dengan sepenuh hati bahwa Allâh Azza wa Jalla adalah pencipta alam semesta. Karena dia bisa melihat dan menyaksikan ayat-ayat Allâh Azza wa Jalla yang tidak menyisakan keraguan sedikitpun dalam hatinya tentang keberadaan Allâh Azza wa Jalla . Dia juga menyaksikan alam luas membentang dengan segala keindahan dan segala keberaturannya yang menunjukkan bahwa alam ini ada yang menciptakannya dan mengaturnya sehingga tidak terjadi benturan yaitu Allâh Azza wa Jalla .

Pemuda yang istiqamah adalah pemuda yang beriman dan meyakini rukun-rukun iman yang lainnya seperti beriman kepada para malaikat, beriman kepada kitab-kitab Allâh Azza wa Jalla , beriman kepada para nabi, hari akhir juga beriman kepada qada’ dan qadar.

Mereka adalah pemuda senantiasa mengajak manusia untuk kembali ke jalan Allâh Azza wa Jalla sesuai dengan metode yang dijelaskan dalam al-Qur’an:

ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

Serulah (manusia) kepada jalan Rabb-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Rabbmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. [An-Nahl/16:125]

Mereka juga menyuruh agar manusia melakukan yang ma’ruf dan meninggalkan yang mungkar, karena dia yakin itulah sendi kebahagiaan umat. Allâh Azza wa Jalla berfirman:

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allâh. [Ali Imran/3:110]

Dan masih banyak lagi sifat dan karakter pemuda yang istiqâmah.

Pemuda golongan pertama ini merupakan pemuda kebanggaan umat dan simbol kebahagiaan. Merekalah pemuda harapan umat yang melalui tangannya Allâh Azza wa Jalla memperbaiki berbagai kerusakan di tengah umat ini, bisa menjadi pelita dalam perjalanan hidup umat. Merekalah para pemuda yang akan akan meraih kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Kedua; Golongan pemuda yang menyimpang akidahnya, buruk prilakunya, tertipu dengan dirinya sendiri dan hanyut dalam keburukan hawa nafsunya. Dia tidak mau menerima kebenaran dari orang lain dan tidak mau menjauhkan dirinya dari kebatilan, egois, seolah-olah dia diciptakan hanya untuk  hidup dunia dan dunia diciptakan hanya untuk dia saja. Dia adalah pemuda yang membangkang dan tidak mau tunduk kepada kebenaran, serta tidak mau meninggalkan kebatilan.

Pemuda yang tidak peduli terhadap hak-hak Allâh Azza wa Jalla yang diabaikan dan yang ditinggalkan, apalagi yang terkait dengan hak-hak bani Adam.

Pemuda yang berantakan dan tidak beraturan. Dia hilang keseimbangan dalam berpikir, berbuat dan semua aktifitas yang dilakukannya. Pemuda yang selalu membusungkan dada dan selalu bangga dengan ide-idenya seakan yang terucap oleh lisannya semua benar. Dia memandang dirinya selalu benar, sementara orang lain yang tidak sejalan dengan dia, pasti salah.

Pemuda ini sejatinya telah menyimpang dari agama dan namun juga tidak mengikuti kebiasaan masyarakat umum. Namun syaitan telah bersemayam dalam dirinya, sehingga dia memandang perbuatan buruk yang dia lakukan adalah kebaikan. Mereka itulah orang-orang yang merugi.

Semoga Allâh Azza wa Jalla tidak menjadikan generasi muda kita termasuk golongan yang kedua ini. Karena golongan ini hanya mendatangkan penderitaan pada diri dan masyarakatnya. Mereka bisa menyeret orang-orang yang mengikuti ke dalam lembah kenistaan. Dan ini adalah penyakit yang tergolong susah pengobatannya. Nas’alullâh as-salâmah wal ‘âfiyah

Ketiga; Golongan pemuda yang kebingungan dan terombang-ambing, sedang berada di persimpangan jalan. Sebenarnya dia telah mengetahui dan meyakini kebenaran serta hidup di tengah masyarakat yang baik, akan tetapi pintu-pintu keburukan terbuka lebar di hadapannya melalui berbagai media dan sarana. Ada keburukan yang menyebabkan keraguan dalam akidah (pendangkalan akidah), penyimpangan prilaku, kerusakan amal perbuatan, adat dan kebiasaan buruk, serta serangan berbagai macam kebatilan. Semua ini membuatnya terkurung dalam pergolakan pikiran dan mental. Dia berdiri di depan berbagai macam gelombang keburukan ini dalam keadaan bingung dan tidak mengetahui, ‘Apakah semua pemikiran dan tingkah laku modern ini yang benar, ataukah kebiasaan-kebiasaan masyarakatnya yang baik duhulu?’

Dia bimbang dan guncang dalam menentukan pilihan, sehingga terkadang dia mengikuti yang ini dan terkadang yang itu, tergantung mana yang lebih kuat godaannya atau trendnya? Golongan pemuda ini seakan terpasung dalam hidupnya. Ia memerlukan orang yang memotivasi dan membimbing mereka ke jalan yang baik dan benar. Dan ini biasanya sangat mudah, jika Allâh menghadirkan untuknya seorang juru dakwah yang mengajak kepada kebaikan dengan bijaksana, dan dilandasi ilmu serta niat yang baik.

Golongan ini biasanya terdiri dari orang-orang yang mempelajari sebagian ajaran agama Islam namun dia lebih banyak mempelajari dan mendalami ilmu-ilmu lain yang bertentangan dengan ilmu agama.

Jika seseorang mengalami ini dan ingin segera keluar kebingungan, maka diaharus menfokuskan diri pada pendalaman tentang agama Islam dan mempelajarinya dari sumbernya yang asli yaitu al-Qur’an dan as-Sunnah dengan bimbingan Ulama rabbaniyiin.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 09/Tahun XVIII/1436H/2015M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079 ]
_______
Footnote
[1] Lihat Min Musykilâtisy Syabâb, hlm. 8-17

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *