Kejadian bom bunuh diri di Kota Al-Madinah An-Nabawiyyah Al-Munawwaroh dan beberapa tempat lainnya beberapa hari yang lalu itu bukan terjadi begitu saja tanpa ada sebab dan rentetan pendahuluan sebelumnya. Kejadian tersebut adalah merupakan hasil dan buah dari ideologi yang telah ditanamkan untuk mencuci otak para pelaku bom bunuh diri tersebut.
Berikut ini adalah rentetan dan urut-urutan ideologi berbahaya yang selalu ditanamkan untuk mencuci otak sehingga seseorang berani melakukan pembunuhan dengan cara apa saja tanpa merasa bersalah dan bahkan menganggap hal itu sebagai misi suci dari langit.
Langkah pertama adalah menjatuhkan vonis sesat dan bahkan kafir kepada seseorang atau sebuah kelompok dan semisalnya.
Langkah kedua adalah menghalalkan darahnya karena telah divonis sebagai kafir.
Langkah ketiga adalah melakukan pembunuhan dengan berbagai macam cara seperti bom bunuh diri dan semisalnya.
Solusinya;
1. Hendaklah kita berhati-hati dan waspada dalam menjatuhkan vonis sesat dan bahkan kafir terhadap sesama muslim.
2. Vonis sesat dan kafir terhadap sesama muslim itu tidak boleh sepihak, akan tetapi harus melalui forum ilmiyah yang melibatkan lintas organisasi Islam terutama adalah Majelis Ulama Indonesia atau MUI.
3. Hindari setiap kajian yang bersifat tertutup dan cenderung seperti gerakan bawah tanah karena dikhawatirkan membawa misi buruk dan kerusakan yang takut terbongkar kedoknya.
4. Mewaspadai siapa saja yang mudah menjatuhkan vonis sesat dan bahkan kafir terhadap sesama muslim secara serampangan dan sepihak.
5. Memboikot para ustadz yang mudah menjatuhkan vonis sesat dan bahkan kafir terhadap sesama muslim secara serampangan dan sepihak dengan tidak menghadiri kajiannya dan tidak mendengarkan ceramahnya atau membaca tulisannya.
Demikian apa yang bisa saya jelaskan menyikapi fenomena yang terjadi beberapa hari ini. Jika ada yang benar maka itu adalah dari Allah dan saya bersyukur atasnya. Jika ada yang salah maka itu dari diri saya sendiri dan dari setan yang terkutuk dan saya memohon ampun kepada Allah serta bertaubat kepadaNya, wallahu a’lam, semoga bermanfaat.