Hadirin selalu lihat dari dua sisi dan dua arah yang berbeda. Jangan hanya melihat beban itu sabagai beban tapi lihatlah sisi positifnya, hikmahnya. Positif thingkinglah ketika menghadapi masalah keluarga. Ketika orang tua kita tidak mengajari kita, mungkin Allah ingin langsung mengajari kita dengan ujian-ujian seperti ini. Ujian yang Allah berikan adalah sebuah edukasi bagi kita. Jadi jangan mundur, justru ini pembelajaran untuk melatih kedewasaaan kita, kebijaksanaan kita dan seberapa jauh kita mendekat kepada Allah sebagian ulama mengatakan apa?
***
“Sesungguhnya masalah dan ujian di dunia itu bukan untuk menguji kekuatan anda tapi untuk menguji seberapa kuatkah anda meminta pertolongan kepada Allah E”.
Jadi inilah saatnya kita bersipu di hadapan Allah, nangis di hadapan Allah. Mungkin kalau gak diginikan kita gak bisa meresapi kalimat ‘Lahaula wala kuwwata illa billahi’. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan allah.
Bedah loh ketika kita baca ‘Lahaula wala kuwwata illa billahi’ kita lagi dipuncak karir kita, kita bisa perintah sana, perintah sini. Dengan sakit kita baca ‘Lahaula wala kuwwata illa billahi’ kita lagi terhempas, kita sedang lemah, kita berada di titik nadir kehidupan kita dan saat kita bisa meresapi kalimat tersebut itu ‘bangker-bangkernya surga’ kata nabi H dan Allah akan mudahkan kita,
***
“Barang siapa yang bertawakal kepada Allah, Allah akan mencukupi masalah-masalah kita” (At-Tholaq :3)