Husnuzhon (berbaik sangka) kepada Allah itu bukan dengan meninggalkan kewajiban, bukan pula dengan melakukan kemaksiatan. Barangsiapa yang mengira demikian, maka dia telah tertipu dan merasa aman dengan makar Allah.
Ibnul Qoyyim -rohimahullah- mengatakan:
“Telah jelas perbedaan antara Husnuzhon dengan keadaan tertipu.. Bila Husnuzhon menjadikan seseorang beramal, mendorongnya, membantunya, dan menggiringnya kepada kebaikan, maka itulah Husnuzhon yang benar..
Tapi bila Husnuzhon kepada Allah, mengajaknya untuk malas-malasan dan bergelimang dalam kemaksiatan, maka itu keadaan tertipu..”
[Aljawabul Kafi 1/38]
Ditulis oleh,
Ustadz DR. Musyaffa’ Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى