Ibnul Qoyyim rohimahullah berkata,
لولا محن الدُّنيا ومصائبها لأصاب العبدَ من أدواء الكِبْر والعُجْب والفَرعنة وقسوة القلب، ما هو سبب هلاكه عاجلاً وآجلاً.
فمن رحمة أرحم الرَّاحمين أن يتفقَّده في الأحيان بأنواعٍ من أدوية المصائب تكون حِمْيةً له من هذه الأدواء، وحفظاً لصحَّة عبوديَّته، واستفراغاً للموادِّ الفاسدة الرَّديَّة المهلكة منه.
فسبحان من يرحم ببلائه، ويبتلي بنعمائه كما قيل:
قد يُنعِم الله بالبلوىٰ وإن عظمت
ويبتلي الله بعضَ القوم بالنِّعم
“Kalau bukan karena ujian dan musibah dunia yang menimpa seorang hamba, bisa jadi dia akan tertimpa musibah penyakit sombong, ujub (bangga diri), angkuh, dan kerasnya hati, yang dapat menyebabkan kebinasaannya, cepat atau lambat..
Di antara rahmat Allah, Dzat yang paling penyayang, adalah terkadang Dia tidak memperlihatkan obat berbagai macam musibah tersebut dalam rangka..
⚉ menjaganya dari penyakit-penyakit yang membinasakan itu
⚉ menjaga kemurnian penghambaannya kepada Allah, dan
⚉ membersihkan dirinya dari penyakit-penyakit yang merusak, rendah, dan membinasakannya
Mahasuci Allah, Dzat yang menurunkan rahmat di balik musibah yang menimpa..
Mahasuci Allah, Dzat yang menurunkan ujian di balik nikmat yang diberikan..
Hal ini seperti perkataan penyair, “Terkadang Allah memberi nikmat di balik besarnya musibah.. Terkadang pula nikmat yang Allah berikan kepada suatu kaum adalah ujian dan musibah..”
[ Zadul Ma’ad, 4/280 ]