Tahukah anda..
Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bila melihat seorang shahabat melakukan kesalahan..
Beliau bertanya, “Apa yang membuatmu melakukan itu..”
Seperti dalam kisah Mu’adz bin Jabal yang pulang dari Syam..
Lalu sujud kepada Rosulullah..
Padahal sujud kepada manusia adalah syirik besar..
Seperti dalam kisah Hathib bin Abi Balta’ah yang hendak membocorkan rahasia Allah dan RosulNya..
Padahal itu adalah pengkhianatan..
Namun..
Apakah Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam langsung memvonisnya sesat…
Tidak..
Sekali-sekali tidak..
Beliau bertanya dahulu, “Apa yang membuatmu melakukan itu…”
Barangkali ia tidak tahu..
Barangkali ia mempunyai alasan..
Subhanallah..
Tidak demikian di zaman ini..
Sebatas melihat saudaranya melakukan perbuatan yang ia anggap salah..
Segera vonis dilancarkan..
Fulan sesat..
Fulan hizbiy..
Fulan sururi..
Lalu segera ia menjauhinya..
Tak ada lagi ucapan salam untuknya..
Subhaanallah..
Telah hilang kasih sayang di hati kita..
seakan..
Bila ia telah berhasil memvonis saudaranya..
Ia telah membela islam dan sunnah..
Sementara setan menyeringai gembira..
Karena ia telah membantunya untuk menyesatkan manusia..
Saudaraku..
Tidakkah kita takut bila vonis itu kembali kepada diri kita..
Bukankah salah dalam memaafkan lebih baik dari pada salah dalam memberikan sanksi..
Iya.. Demi Allah..
Ditulis oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى
WAG Al Fawaid