Beli lipstik mahal mahal tapi lupa menikah hingga menjadi tua bangka.
Apa bedanya ? Tahun baru, hari baru, pekan baru, bulan baru, windu baru, dasawarsa baru, abad baru dan lainnya ?
Semuanya sama, yang beda adalah amal dan perilaku anda.
Tahun terus berganti, dahulu Fir’aun, Qarun, Abu Jahal, Abu Lahab, dan lainnya juga mengalami pergantian tahun, namun apalah arti semua itu kalau ternyata pergantian tahun hanya menjadi saksi akan kejahatan dan kesesatan anda, sebagaimana telah menjadi saksi atas kejahatan mereka ?
Namun sebaliknya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, imam Malik, Syafi’i, dan lainnya, kini tidak lagi bisa menyaksikan pergantian tahun baru, tetapi amal, ilmu dan jasa mereka terus terukir dan dinikmati seluruh ummat Islam.
Allah Ta’ala berfirman:
وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَيَتَّخِذَ مِنكُمْ شُهَدَاءَ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ
“Dan itulah hari hari (kemenangan dan kekalahan) yang Kami putar diantara manusia agar Allah membedakan antara orang orang yang beriman (dari yang lainnya) dan menjadikan sebagian kalian gugur syahid, sedangkan Allah tiada mencintai orang orang yang bertundak lalim.” (Ali Imran 140)
Orang yang gegap gempita merayakan malam tahun baru, dengan penuh hura-hura, bahkan maksiat, lupa akan ibadah dan amalan kebajikan dirinya, bagaikan orang yang terperdaya dengan kulit durian, lupa dengan isinya.
Atau bagaikan orang yang girang mendapatkan lipstik namun lupa untuk menikahi si gadis idamannya, sehingga lipstik itu terbengkalai tiada arti, dan hanya menjadi onggokan sampah yang mengotori rumahnya.
Semoga bermanfaat.
Ustadz DR. Muhammad Arifin Badri MA, حفظه الله تعالى.