Manusia menjadwalkan Minimal sepekan sekali
Untuk rekreasi pikiran
Ada yang maen game dan ada yang nonton film
Jadwal untuk rekreasi perut dan mulut
Kuliner berbagai macam rasa
Jadwal untuk rekreasi mata
Belanja ke mall, pasar dan pantai
Tapi ada satu yang dilupakan manusia
Menjadwalkan rekreasi hati
Padahal hati juga bisa sangat jenuh dan perih
Terlalu sering sakit hati dan makan hati
Hati juga bisa sakit terlalu sering men-dengki
Hati juga bisa mati terlalu sering lupa akhirat
Rekreasi hati adalah di taman surga
Yaitu majelis ilmu tempat menambah ilmu
Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda,
إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا قَالُوا وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ قَالَ حِلَقُ الذِّكْرِ
”Jika kalian melewati taman-taman surga, maka singgahlah dengan senang.” Para sahabat bertanya,”Apakah taman-taman surga itu?” Beliau menjawab,”Halaqah-halaqah dzikir (salah satunya majelis ilmu).” (HR Tirmidzi)
Kita dapati manusia
Mungkin fresh pikirannya setelah rekreasi
Matanya tidak jenuh setelah rekreasi
Akan tetapi, ketika kembali ke rutinitas harian
Pikiran kembali menjadi stres dan mata kembali jenuh
Bahkan lebih parah dari sebelumnya
Berbeda dengan setelah rekreasi hati
Ia kembali ke rutinitas dengan hati yang lapang
Tanpa mengeluh karena ia nikmati karunia Allah dengan qana’ah
Jauh dari rasa dengki dan perlombaan tidak sehat dunia
Saling sikut dan menjatuhkan hanya untuk mendapatkan dunia yang sempit
Tapi ia mencari yang sangat luas yaitu rahmat Allah
Buat apa harus merebut dan saling sikut jika memang sangat luas?
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ
Dan tidaklah sekelompok orang berkumpul di dalam satu rumah di antara rumah-rumah Allah; mereka membaca Kitab Allah dan saling belajar diantara mereka, kecuali KETENANGAN turun kepada mereka, rahmat meliputi mereka, malaikat mengelilingi mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka di kalangan (para malaikat) di hadapanNya.” [HR Muslim]
l Hafizh Ibnu Hajar Al Asqalani rahimahullah berkata,
المراد بمجالس الذكر وأنها التي تشتمل على ذكر الله بأنواع الذكر الواردة من تسبيح وتكبير وغيرهما وعلى تلاوة كتاب الله سبحانه وتعالى وعلى الدعاء بخيري الدنيا والآخرة وفي دخول قراءة الحديث النبوي ومدارسة العلم الشرعي ومذاكرته والاجتماع على صلاة النافلة في هذه المجالس نظر والأشبه اختصاص ذلك بمجالس التسبيح والتكبير ونحوهما والتلاوة حسب وإن كانت قراءة الحديث ومدارسة العلم والمناظرة فيه من جملة ما يدخل تحت مسمى ذكر الله تعالى
“Yang dimaksud dengan majelis-majelis dzikir adalah mencakup majlis-majlis yang berisi dzikrullah, dengan macam-macam dzikir yang ada (tuntunannya, Pent) berupa tasbih, takbir, dan lainnya. Juga yang berisi bacaan Kitab Allah Azza wa Jalla dan berisi doa kebaikan dunia dan akhirat. menghadiri majelis pembacaan hadits Nabi, mempelajari ilmu agama, mengulang-ulanginya, berkumpul melakukan shalat nafilah (sunah) ke dalam majlis-majlis dzikir adalah suatu visi. Yang lebih nyata, majlis-majlis dzikir adalah lebih khusus pada majlis-majlis tasbih, takbir dan lainnya, juga qiraatul Qur’an saja. Walaupun pembacaan hadits, mempelajari dan berdiskusi ilmu (agama) termasuk jumlah yang masuk di bawah istilah dzikrullah Ta’ala”. [Fathul Bari, 11/212, Darul Ma’rifah, Beirut, 1379 H, Asy-Syamilah.
@Gemawang, Yogyakarta Tercinta
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com