(Oleh: Umar Baha’uddin al-Amiri, dari Suria)
أين الضجيج العذب والشغب
أين التدارس شابه اللعب ؟
Dimanakah kegaduhan dan kebisingan yang manis itu
dimana pula belajar yang bercampur dengan permainan
أين الطفولة في توقدها
أين الدمى في الأرض والكتب ؟
Dimanakah kekanak-kanakan saat riang-riangnya
dimana pula banyak boneka dan buku dilantai (berserakan)
أين التشاكس دونما غرض
أين التشاكي ماله سبب ؟
Dimanakah pertengkaran tanpa tujuan
dimana pula saling mengadu tanpa alasan
أين التباكي والتضاحك في
وقت معا والحزن والطرب ؟
Dimanakah tangisan dan tawa yang bersamaan
begitu pula kesedihan dan kegirangan yang demikian
أين التسابق في مجاورتي
شغفا إذا أكلوا وإن شربوا ؟
Dimanakah hasrat berlomba-lomba berada di dekatku
saat mereka makan, dan saat mereka minuman
يتزاحمون على مجالستي
والقرب مني حيثما انقلبوا
Mereka berdesak-desakan untuk duduk bersamaku
dan untuk dekat denganku kemanapun mereka bepergian
يتوجهون بسوق فطرتهم
نحوي إذا رهبوا وإن رغبوا
Disetir oleh fitrah, mereka menuju ke arahku
Baik saat mereka takut, maupun saat mereka senang
فنشيدهم : ( بابا ) إذا فرحوا
ووعيدهم : ( بابا ) إذا غضبوا
Nyanyian mereka “baba”, saat mereka senang
ancaman mereka “baba”, saat mereka marah
وهتافهم : ( بابا ) إذا ابتعدوا
ونجيهم : ( بابا ) إذا اقتربوا
Teriakan mereka “baba” saat mereka jauh
bisikan mereka “baba” saat mereka dekat
بالأمس كانوا ملء منزلنا
واليوم ويح اليوم قد ذهبوا
Kemarin mereka memenuhi rumah kami
tapi hari ini -sungguh menyedihkan- mereka telah pergi
وكأنما الصمت الذي هبطت
أثقاله في الدار إذ غربوا
Seakan kebisuan yang turun saat mereka pergi
bebannya yang berat menimpa rumah ini
إغفاءة المحموم هدأتها
فيها يشيع الهم والتعب
(Seperti) sakit panas, yang redanya
menyebarkan kegundahan dan kelelahan
ذهبوا أجل ذهبوا ومسكنهم
في القلب ما شطوا وما قربوا
Mereka telah pergi, benar-benar telah pergi
Namun tempat mereka di (tengah) hatiku, bukan di tepinya, bukan pula di dekatnya.
إني أراهم أينما التفتت
نفسي وقد سكنوا وقد وثبوا
Aku lihat mereka kemanapun diriku menoleh
mereka ada yang tenang dan ada yang berlarian
وأحس في خلدي تلاعبهم
في الدار ليس ينالهم نصب
Aku merasakan di benakku, mereka bermain
di dalam rumah, tanpa dihinggapi oleh kelelahan
وبريق أعينهم إذا ظفروا
ودموع حرقتهم إذا غلبوا
Aku rasakan pula kilatan mata mereka saat menang
Begitu pula air mata tangisan mereka saat dikalahkan
في كل ركن منهم أثر
وبكل زاوية لهم صخب
Di setiap sudut rumah ini ada jejak mereka
dan di setiap sisinya ada kebisingan mereka
في النافذات زجاجها حطموا
في الحائط المدهون قد ثقبوا
Di jendela-jendela ada kaca yang mereka pecah
di dinding yang telah dicat, ada yang mereka lubangi
في الباب قد كسروا مزالجه
وعليه قد رسموا وقد كتبوا
Di pintu, ada kunci-kunci yang telah mereka rusak
padanya pula ada gambar dan tulis yang telah mereka goreskan
في الصحن فيه بعض ما أكلوا
في علبة الحلوى التي نهبوا
Di piring ada sisa makanan mereka
Begitu pula di tempat manisan yang mereka berebut mengambilnya
في الشطر من تفاحة قضموا
في فضلة الماء التي سكبوا
Di sisa setengah apel yang telah mereka makan
Begitu pula di sisa minuman yang mereka tumpahkan
إني أراهم حيثما اتجهت
عيني كأسراب القطا سربوا
Kulihat mereka kemanapun mataku tertuju
Seakan mereka burung yang bergerak bersamaan
دمعي الذي كتمته جلدا
لما تباكوا عندما ركبوا
Linangan air mataku dengan kuat aku tahan
Saat mereka semua menangis menaiki kendaraan
حتى إذا ساروا وقد نزعوا
من أضلعي قلبا بهم يجب
Hingga saat mereka berjalan menjauh
(seakan) mereka mencabut hatiku yang jatuh cinta melewati tulang rusukku
ألفيتني كالطفل عاطفة
فإذا به كالغيث ينسكب
Engkau mendapatiku seperti anak kecil dalam perasannya
Tapi sebenarnya aku seperti hujan yang menumpahkan(keberkahan)
قد يعجب العذال من رجل
يبكي ولو لم أبك فالعجب
Mungkin para pengkritik heran dengan seorang lelaki yang menangis
Tapi lebih mengherankan lagi bila saja aku tidak menangis
هيهات ما كل البكا خور
إني وبي عزم الرجال أب
Karena tidak semua tangisan adalah kelemahan
Sungguh aku seorang ayah dan padaku ada tekat kuat kaum lelaki.
—————-
Nikmatilah kebersamaan dengan anak-anak dan orang-orang kesayangan kalian.
Ustadz DR. Musyaffa’ Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى