Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda tentang Al Asyaj ‘Abdul Qais radhiallahu’anhu:
إن فيكَ خصلتينِ يحبهُما اللهُ : الحلمُ والأناةُ
“sesungguhnya pada dirimu ada dua hal yang dicintai Allah: sifat al hilm dan al aanah” (HR. Muslim no. 17).
Beliau Shallallahu’alaihi Wasallam juga bersabda:
التَّأنِّي من اللهِ و العجَلَةُ من الشيطانِ
“berhati-hati itu dari Allah, tergesa-gesa itu dari setan” (HR. Abu Ya’la, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah no. 1795).
Beliau Shallallahu’alaihi Wasallam juga bersabda:
السَّمْتُ الحَسَنُ والتُّؤَدَةُ والاقتصادُ جزءٌ من أربعةٍ وعشرينَ جُزءًا من النبوةِ
“Sikap yang baik, berhati-hati dalam bersikap, dan hemat adalah bagian dari 24 sifat kenabian” (HR. At Tirmidzi no. 2010, ia berkata: “hasan gharib”, Al Albani berkata: “hasan”).
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah menjelaskan:
“Al hilm adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan dirinya ketika marah. Ketika ia marah dan ia mampu memberikan hukuman, ia bersikap hilm dan tidak jadi memberikan hukuman.
Al aanah adalah berhati-hati dalam bertindak dan tidak tergesa-gesa, serta tidak mengambil kesimpulan dari sekedar yang nampak sekilas saja, lalu serta-merta menghukuminya, padahal yang benar hendaknya ia berhati-hati dan menelitinya.
Adapun ar rifq, adalah bermuamalah dengan orang lain dengan lembut dan berusaha memberi kemudahan. Bahkan ketika orang tersebut layak mendapatkan hukuman, tetap disikapi lembut dan diberi kemudahan” (Syarah Riyadhus Shalihin, 3/573).