Jika ada yang berkata,
“Buat apa berjilbab tapi hatinya tidak bersih, masih sering, ghibah dan gosip serta genit, saya tidak berjilbab tapi hati saya baik”
“Nak, tidak perlu pelihara jenggot, orang itu yang penting hati dan akhlaknya baik”
Jawabannya adalah nasehat para ulama
من أصلح سريرته أصلح الله علانيته.
“Siapa yang baik hatinya, maka Allah pun akan memperbaiki lahiriyahnya (penampilannya)”
Jika hatinya baik, maka penampilannya juga akan baik.
Sebagaimana sebuah teko atau kendi
Apa yang ada di dalamnya
Itulah yang keluar ketika dituangkan
Jika isinya air segar
Akan keluar air segar yang menghilangkan dahaga
Jika isinya khamer busuk
Akan keluar khamer yang menghilangkan akal
Penampilanmu adalah cermin hati-mu
Jika hati-mu terisi dengan sunnah
Maka penampilan-mu penampilan sunnah
Islam pun mengajarkan kepada kita
Agar berpenampilan yang baik, rapi dam bersih
Memakai pakaian yang bagus
Dan bagus tidak harus mahal
Memakai pakaian yang bagus di hadapan manusia bukanlah kesombongan. Perhatikan hadits berikut,
لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِيْ قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ: إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُوْنَ ثَوْبُهُ حَسَناً وَنَعْلُهُ حَسَنَةً. قاَلَ: إِنَّ اللهَ جَمِيْلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ، الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya ada kesombongan seberat biji debu. Ada seorang yang bertanya, “Sesungguhnya setiap orang suka (memakai) baju yang indah, dan alas kaki yang bagus, (apakah ini termasuk sombong?). Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah Maha Indah dan mencintai keindahan, kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain.” [HR. Muslim no. 91]
Termasuk bentuk bersyukur adalah kita menggunakan nikmat harta yang Allah berikan pada diri kita, artinya jangan sampai “pelit terhadap diri sendiri”. Allah mencintai hal ini,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ يُحِبَّ أَنْ يُرَى أَثَرُ نِعْمَتِهِ عَلَى عَبْدِهِ
“Sesungguhnya Allah suka melihat tampaknya bekas nikmat Allah kepada hamba-Nya.” [HR. Tirmidzi no. 2819]
Demikian semoga bermanfaat
@ Antara langit dan Bumi Allah, Pesawat Garuda Yogya – Jakarta – Aceh
Penyusun: Raehanul Bahraen