Sobat! Silahkan anda menjadi apapun dan seperti apapun, namun percayalah bahwa permusuhan atau bahasa lembutnya perseteruan akan terus terjadi. Bila anda adalah orang baik paling baik, maka sadarilah bahwa orang jahat paling jahat pasti membenci dan memusuhi, memaki, dan melawan anda.

Sebaliknya juga demikian, bila anda adalah orang jahat paling jahat, maka anda harus sadar bahwa orang bai paling baik pasti membenci dan memusuhi anda.

Bukan permusuhan atau perseteruan yang menjadi soal, karena itu telah menjadi sunnatullah. Namun yang menjadi masalah adalah: siapa yang memusuhi anda?

Kalau yang memusuhi anda adalah orang baik, maka itu satu pertanda anda adalah orang jelek bin jahat. Dan bila yang memusuhi anda adalah orang jahat, maka itu satu indikasi bahwa anda adalah orang baik.

Bisa jadi anda dimusuhi karena anda belum berhasil menjadi orang baik seutuhnya, kadang baik kadang jahat. Maka wajar bila kadang anda dimusuhi orang baik dan kadang dimusuhi orang jelek.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam saja, andai beliau bersikap kaku dan keras hati, niscaya dijauhi oleh ummatnya, alias orang-orang yang seharusnya masuk Islam dan menerima dakwah beliau, bisa saja gagal dan menjauhi dakwahnya, bukan karena konten dan materinya salah, namun karena metode, sikap, dan akhlaq.

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّهِ لِنتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لاَنفَضُّواْ مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّهِ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya. (Ali Imran 159)

Jadi sepatutnya anda bercermin, bukan hanya pada muatan dan tujuan, tapi juga pada cara anda mengutarakan dan menjalankan niat baik anda.

Ingat ya, mengenali siapa musuh kita adalah satu pertanda siapa diri kita, bukan bukti valid satu-satunya yang tak terbantahkan, karena sering juga orang jahat memusuhi sesama orang jahat karena rebutan kepentingan dan wilayah. Sebagaimana sesama orang baik kadang juga terjadi perseteruan, karena salah paham, atau gagal paham atau ulah “adu domba” atau hasad, atau sikap melampaui batas atau lainnya.

DR. Muhammad Arifin Badri MA, حفظه الله تعالى

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *