Ketahuilah, sesungguhnya bagi orang yang beriman terdapat dua jihad melawan dirinya sendiri selama Bulan Ramadhan, Jihad di siang hari dengan berpuasa, Jihad di malam hari dengan menegakkan shalat malam

Jihad di Bulan Ramadhan

Tidak dipungkiri bahwa banyak ibadah yang bisa dilakukan seorang muslim di Bulan Ramadhan. Namun, ada dua ibadah yang perlu mendapat perhatian khusus dibandingkan ibadah-ibadah yang lainnya, yaitu melaksanakan ibadah puasa di siang harinya dan melaksanakan shalat tarawih di malam harinya. Hendaknya kita bersungguh-sungguh menjaga dua ibadah ini, mengenal keutamaanya, memperhatikan adab dan sunnahnya, serta menjaga dari perusak pahalanya.

Dua Jihad di Bulan Ramadhan

Al Hafidz Ibnu Rajab rahimahullah berkata,

اعلَمْ أنَّ المؤمنَ يجتَمعُ له في شَهر رمضَان جهادَان لنَفْسِه :

– جهادٌ بالنَّهار على الصِّيام ،

– وجهادٌ باللَّيل على القِيام ،

– فمَن جمعَ بينَ هذَيْن الجهادَيْن ، ووَفَّى بحُقُوقهما ، وصَبَر عليهما ، وفَّى أجرَه بغَير حسَابٍ .

“Ketahuilah, sesungguhnya bagi orang yang beriman terdapat dua jihad melawan dirinya sendiri selama Bulan Ramadhan:

– Jihad di siang hari dengan berpuasa

– Jihad di malam hari dengan menegakkan shalat malam

Barangsiapa yang bisa mengumpulkan kedua jihad tersebut, melaksanakannya dengan benar, senantiasa bersabar dalam menunaikannya, maka layak baginya mendapat balasan yang tidak terbatas” (Lathaaiful Ma’aarif).

Yang dimaksud jihad di sini adalah bersungguh-sungguh dalam mewujudkan perkara yang Allah cintai. Inilah makna luas jihad secara umum, sehingga termasuk dalam makna ini seluruh perbuatan amal shalih (lihat Anwaarul Bayaan fii Duruusi Ramadhan).

Bersungguh-sungguh Melaksanakan Puasa

Puasa adalah amalan utama di siang hari Bulan Ramadhan. Amalan ini merupakan salah satu kewajiban yang pokok dalam Islam. Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan bagi kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan pada orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi orang-orang yang bertakwa” (Al-Baqarah: 183).

Nabi menjelaskan keutamaan puasa, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu akan diampuni”(H.R. Bukhari dan Muslim).

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

مَنْ صَامَ يَوْمًا فِى سَبِيلِ اللَّهِ بَعَّدَ اللَّهُ وَجْهَهُ عَنِ النَّارِ سَبْعِينَ خَرِيفًا

Barangsiapa melakukan puasa satu hari di jalan Allah (dalam melakukan ketaatan pada Allah), maka Allah akan menjauhkannya dari neraka sejauh perjalanan tujuh puluh tahun” (H.R. Bukhari).

Namun perlu diingat, puasa bukan hanya menahan makan dan minum semata, namun juga menjaga dari berbagai macam perbuatan dosa.

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan justru mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan” (H.R. Bukhari).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ

Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan haus” (H.R. Ath-Thabrani, shahih).

Semangat Mengerjakan Shalat Malam

Di malam hari Bulan Ramadhan, ibadah yang sangat dianjurkan adalah menunaikan shalat malam (shalat tarawih). Shalat malam di Bulan Ramadhan memiliki keutamaan yang luar biasa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa melakukan shalat malam di Bulan Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengumpulkan keluarga dan para sahabatnya, kemudian beliau bersabda,

إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةً

Siapa yang shalat bersama imam sampai ia selesai, maka ditulis untuknya pahala shalat satu malam penuh” (H.R. Tirmidzi, shahih).

Hadits ini merupakan anjuran agar kaum muslimin mengerjakan shalat tarawih secara berjamaah dan mengikuti imam hingga selesai.

Bersungguh-sungguh dalam Seluruh Ibadah

Bulan Ramadhan bukanlah waktu untuk bermalas-malasan. Hendaknya kita mengisi Ramadhan dengan berbagai amalan ketaatan. Oleh karena itu kita harus sungguh-sungguh dan semangat dalam melaksanakannya, baik itu berupa puasa, shalat tarawih, sedekah, membaca Al-Qur’an, berdzikir, berdoa, dan amal ketaatan lainnya.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

و المجاهد من جاهد نفسه في طاعة الله

“Dan yang disebut dengan mujahid (orang yang berjihad) adalah orang yang bersungguh-sungguh dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah” (H.R. Ahmad, shahih)

Syaikh ‘Abdurrahman As-Sa’di rahimahullah menjelaskan hadits ini, “Mujahid ditafsirkan sebagai orang yang bersungguh-sungguh menundukkan hawa nafsunya dalam ketaatan kepada Allah. Hal ini karena kecenderungan jiwa adalah malas melakukan kebaikan, cenderung memerintahkan kejelekan, dan mudah mengeluh ketika ada musibah. Oleh karena itu, diperlukan kesabaran dan kesungguhan dalam komitmen untuk taat kepada Allah, butuh keteguhan dalam ketaatan, perlu bersungguh-sungguh melawan perbuatan maksiat kepada Allah, serta bersungguh-sungguh dalam sabar ketika ditimpa musibah. Yang dimaksud ketaatan di sini adalah melaksanakan perintah, mejauhi perkara yang terlarang, dan sabar menghadapai takdir. Seorang mujahid yang hakiki adalah yang bersungguh-sungguh merealisasikan tugas dan kewajibannya” (Bahjatu Quluubil Abrar, dinukil dari Anwaarul Bayaan fii Durusi Ramadhan).

Semoga Allah memudahkan kita untuk melaksanakan dua jihad selama Bulan Ramadhan, dengan berpuasa di siang harinya, dan melaksanakan shalat tarawih di malam harinya, serta bersungguh-sungguh dan bersemangat mengamalkan amal kebaikan yang lainnya.

Wa shallallahu ‘alaa Nabiyyinaa Muhammad.

Referensi:
Lathaaiful Ma’arif  karya Imam Ibnu Rajab al Hambali.
Anwaarul Bayaan fii Duruusi Ramadhan karya Syaikh Hamd bin Ibrahim al ‘Utsman.

Penyusun : dr. Adika Mianoki

Sumber: https://muslim.or.id/30199-jihad-di-bulan-ramadhan.html

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *