Kalau ada suami, istri, teman yang sedang naik amarahnya, silakan bacakan ayat berikut ini.

Allah Ta’ala berfirman,

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (134)

(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imran: 134)

 

Faedah yang bisa diambil dari ayat di atas:

  • Ayat ini adalah kelanjutan dari ayat yang memerintahkan untuk segera memohon ampun pada Allah dan berlomba meraih surga, lalu dijelaskan ciri-ciri orang bertakwa yang masuk surga yaitu rajin bersedekah, menahan amarah, dan mudah memaafkan.
  • Tanda orang yang bertakwa adalah gemar berinfak.
  • Diperintahkan untuk terus menerus dalam sedekah karena dalam ayat digunakan kata kerja mudhari’ (yunfiqun) yang bermakna terus menerus.
  • Yang disedekahkan sifatnya umum, bisa harta, makanan, pakaian, waktu , kedudukan dan istirahat. Keumuman bentuk sedekah ini bisa jadi juga sedikit atau pun banyak.
  • Ada keutamaan yang besar bagi orang yang bisa menahan amarah.
  • Kejelekan tidak selamanya dibalas dengan kejelekan pula.
  • Kita diperintahkan untuk menyayangi sesama makhluk.
  • Memaafkan di sini kepada setiap makhluk sampai pun pada orang kafir.
  • Dalam ayat disebutkan bentuk berbuat baik dari tingkatan paling rendah yaitu menahan amarah, lalu memaafkan, lalu membalas dengan berbuat baik.
  • Berbuat baik adalah sebab mendapatkan cinta Allah.
  • Menahan amarah dan memaafkan adalah bentuk berbuat baik.
  • Ihsan (berbuat baik) adalah memberikan manfaat pada orang lain dan menghilangkan bahaya agar tidak menimpa mereka.
  • Berinfak dalam keadaan lapang menunjukkan bahwa ibadah itu penting setiap waktu, lebih-lebih keadaan lapang itu membuat banyak yang lalai.
  • Dalam keadaan sulit apa pun, tetap diperintahkan beribadah termasuk bersedekah.

Semoga faedah ayat ini bermanfaat. Semoga semakin semangat untuk merenungkan Al-Qur’an.

 

Tentang Kisah Menarik dari Ayat Ini

 

Ada budak dari ‘Ali bin Al-Husain rahimahullah, ketika itu ia menuangkan air pada ‘Ali untuk persiapan shalat. Tiba-tiba wadah yang digunakan itu jatuh lalu pecah lantas melukai tuannya (‘Ali). ‘Ali lantas mengangkat kepala dan memandang budak wanita itu. Budak itu lantas mengatakan, ingatlah Allah berfirman,

وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ

(Ciri-ciri penghuni surga adalah) orang-orang yang menahan amarahnya.

‘Ali berkata, “Aku tidak jadi memarahimu.”

Terus budak itu membacakan lagi,

وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ

(Ciri-ciri penghuni surga adalah) dan mema’afkan (kesalahan) orang.

‘Ali berkata, “Saya sudah memaafkanmu.”

Terus budak itu membacakan lagi,

وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

“Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.

‘Ali berkata, “Sekarang engkau bebas (merdeka).”(HR. Al-Baihaqi dalam Syu’ab Al-Iman, 10: 545, dinukil dari Tafsir Az-Zahrawain, hlm. 723)

Silakan praktikkan, jika ada suami marah, ada teman marah, ada bos marah, bacakan ayat di atas. Moga semua mendapatkan hidayah.

 

Referensi:

Tafsir Az-Zahrawain (Al-Baqarah wa Ali ‘Imran). Cetakan pertama, tahun 1437 H. Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid. Penerbit Al-‘Ubaikan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *