Kita yang kurang berilmu atau ilmunya pas-pasan seperti itu, jadi bermusuhan ketika sudah berbeda. Berbeda yang dimaksud adalah dalam hal ijtihadiyyah, bukan dalam hal prinsip.

 

Guru kami saat kami menimba ilmu di Riyadh, Syaikh Dr. Hamad At Tuwayjiri berkata dalam kicauan twitternya, “Perbedaan dalam masalah ijtihadiyah bisa jadi tercela jika menimbulkan pertikaian dan jika sampai menolak kebenaran yang ada pada pihak lain.

 

@DrHamad_AlTuwaj: الاختلاف في مواضع الاجتهاد يكون شرا : إذا ترتب عليه تفرق ونزاع وجحد للحق الذي مع الطرف الآخر

 

Syaikh Dr Hamad At Tuwaijiri berkata pula, “Berbeda dalam hal ijtihadiyah bisa jadi rahmat. Sampai-sampai Umar bin Abdul Aziz berkata: Malah tidak menyenangkanku jika para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya punya satu pendapat (tidak berselisih).”

 

@DrHamad_AlTuwaj: الاختلاف في مواضع الاجتهاد قد يكون رحمة
يقول عمر بن عبد العزيز رحمه الله-:
( ما يسرني أن أصحاب رسول صلى الله عليه وسلم لم يختلفوا)

 

Namun orang zaman sekarang malah menganggap ada yang berbeda dengannya dalam masalah ijtihadiyah sebagai musuh.

Contoh cuma berbeda dalam hal setelah ruku’ sedekap ataukah tidak. Ada lagi, ketika tahiyag menggerakkan jari naik turun ataukah tidak. Sampai pada mengambil pendapat cadar itu wajib ataukah tidak.

Orang yang paham ilmu akan sangat berbeda memahami masalah ijtihadiyah dengan yang tidak berilmu.

Wallahul musta’an.

* Ini berbeda ketika kita menyikapi masalah yang dalilnya tidak ada dan tidak ada tuntunan. Yang ada untuk kasus ini adalah saling menasihati dengan cara yang baik. Begitu juga berbeda jika ada yang keliru dalam hal prinsip akidah, tetap harus diingatkan dengan cara yang baik.

Moga Allah senantiasa beri petunjuk pada kita untuk terus berada di atas ilmu yang shahih dan lurus.

Muhammad Abduh Tuasikal

With Nur Ramadhan Wisata Umra & Hajj Service, @ Madinah Kota Nabi, 16-01-2017

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *