Sabar adalah akhlak yang mulia. Namun ia sangat berat. Padahal, setiap hari kita bergelut dengan berbagai ujian yang membutuhkan sikap sabar. Kehidupan ini tidak mungkin dilalui tanpa kesabaran. Kita tidak akan sampai pada dermaga kebahagiaan tanpanya. Sukses dunia maupun akhirat, kuncinya adalah sabar.
Sebaliknya, ketidaksabaran adalah penyakit dan sifat yang berbahaya. Untuk mengobatinya, berikut kami suguhkan penjelasan dari Syaikhuna Prof. Dr. Sa’ad bin Nashir al Syatsry dalam kitab “Hayatu al Qulub.”
Pertama: lupakan segala musibah, dengan menghadirkan keyakinan bahwa apa yang disisi Allah pasti lebih baik dan lebih berkah. Allah pasti mengganti setiap musibah.
Kedua: berusaha untuk menyabarkan diri, tidak mengeluh kepada makhluk atas takdir Allah yang tidak disukai, akan tetapi mengeluhlah kepada Rabb jalla wa ‘ala.
Ketiga: mentafakkuri perbuatan Allah atas hamba-hamba-Nya, semuanya di tangan Allah, tidak ada yang keluar darinya.
Keempat: ingatkan diri bahwa kesuksesan dan keberhasilan hanya dengan sabar. Allah menjanjikan kesuksesan bagi orang-orang yang sabar.
Kelima: memperbanyak shalat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, jika beliau mendapati urusan yang sulit, maka beliau segera melakukan shalat.
Keenam: memperbanyak zikir. Sebagaimana firman Allah, “Ingatlah, dengan zikir hati akan menjadi tenang.”
Ketujuh: iman dengan qadha dan qadar, yakin bahwa apapun yang Allah takdirkan, kita tidak bisa lari darinya.
Kedelapan: ingatlah bahwa ketidaksabaran hanya merugikan, tidak mendatangkan manfaat apapun. Rasulullah bersada, “Jika Allah mencintai suatu kaum, Allah member cobaan kepada mereka. Siapa yang sabar, ia mendapatkan kebaikan sabar. Siapa yang tidak sabar, ia hanya mendapatkan ketidaksabaran.”