Seorang laki-laki Hindu yang dipenjara di Arab Saudi karena terbukti melakukan kejahatan suap-menyuap. Beberapa hari yang lalu ia memeluk Islam dan diizinkan berhaji. Ia mendapat sangki penjara selama 3 bulan. Tahun ini, bersama mantan tahanan lain ia menunaikan ibadah haji.

Ia mengatakan, “Dulu aku sangka muslim itu suka menyatiki orang-orang non muslim, tapi ternyata aku salah sangka. Aku dilayani dengan baik dan dihormati selama di penjara, padahal aku seorang Hindu.”

Ini adalah sikap seorang muslim kepada tahanan-tahanan mereka. Sebagaimana firman Allah ﷻ,

وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلَىٰ حُبِّهِ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا

“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.” (QS:Al-Insaan | Ayat: 8).

“Tak ada yang tak menghormati agama Hindu. Aku mulai memasuki kelas yang diampu oleh seorang da’i muslim. Aku merasakan ketertarikan dengan Islam. Mendengar kitab suci Alquran dilantunkan terasa nyaman. Kitab itu berbicara dengan pikiran dan jiwa. Menyeru kepada budi pekerti dan etika yang mulia. Islam adalah agama fitrah manusia. Dan aku benar-benar mengimaninya,” tambahnya.

Kepala Penjara, May Jend. Abdullah al-Maqati menyatakan bahwa para tahanan dan para sipir membuat perayaan kecil untuk saudara mereka yang baru memeluk Islam. Mereka memberinya hadiah beberapa buku Islam.

Pangerang Khalid bin Faisal bin Abdul Aziz, penasihat Raja Salman, Gubernur Mekah, dan ketua komiter haji, memerintahkan agar mengizinkan tahanan India itu untuk menunaikan ibadah haji tahun ini.

“Kami memiliki program untuk non muslim, dimana mereka diberikan edukasi keagamaan tentang hakikat agama Islam dan Kitab Suci Alquran. Kemudian memberi para tahanan itu kebebasan untuk memeluk Islam atau tidak. Tidak seorang pun yang dipaksa untuk memeluk Islam,” kata Abdullah al-Maqati.

Program pemerintah Arab Saudi ini mengingatkan kita akan kebijakan Rasulullah ﷺ terhadap tahanannya. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, beliau berkata,

بَعَثَ رسول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم خَيْلًا قِبَلَ نَجْدٍ فَجَاءَتْ بِرَجُلٍ من بَنِي حَنِيفَةَ يُقَالُ له ثُمَامَةُ بن أُثَالٍ فَرَبَطُوهُ بِسَارِيَةٍ من سَوَارِي الْمَسْجِدِ

“Rasulullah ﷺ mengutus pasukan berkuda ke arah Najd, maka pasukan tersebut membawa seseorang dari bani Hanifah, orang tersebut bernama Tsumamah bin Utsaal. Kaum muslimin mengikat Tsumamah di salah satu tiang masjid.” (Shahih al-Bukhari no 457).

Dalam riwayat yang lain Tsumamah diikat di tiang mesjid selama tiga hari, dan pada hari ketiga maka iapun masuk Islam (Lihat Shahih al-Bukhari no 4114).

Imam Ibnu Khuzaimah memberi judul sebuah bab dalam shahihnya:

بَابُ الرُّخْصَةِ فِي إِنْزَالِ الْمُشْرِكِيْنَ الْمَسْجِدَ غَيْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِذَا كَانَ ذَلِكَ أَرْجَا لإسْلاَمِهِمْ وَأَرَقَّ لِقُلُوْبِهِمْ إِذَا سَمِعُوا الْقُرْآنَ وَالذِّكْرَ

“Bab bolehnya memasukan kaum musyrikin ke dalam masjid selain Masjid al-Haram. Dengan ini diharapkan, mereka lebih mudah masuk Islam dan lebih melembutkan hati mereka tatkala mereka mendengar Alquran dan dzikir.”

Dalam bab tersebut beliau membawakan sebuah hadits yang diriwayatkan sahabat Utsman bin Abi al-‘Ash

اَنَّ وَفْدَ ثَقِيفٍ قَدِمُوا على رسول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَأَنْزَلَهُمُ الْمَسْجِدَ لِيَكُونَ أَرَقَّ لِقُلُوبِهِمْ

“Utusan suku Tsaqif datang menemui Nabi ﷺ, kemudian Nabi menerima mereka di masjid agar hati mereka lebih lembut.” (Shahih Ibnu Khuzaimah 2/285 no 1328, dan diriwayatkan juga oleh Imam Ahmad dalam Musnad-nya 4/218, al-Baihaqi dalam As-Sunan Al-Kubra no 4131 dan At-Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir no 8372).

Kebijakan Arab Saudi terhadap tahanan memberikan gambaran suasana humanis di penjara Arab Saudi. Dan bagaimana upaya kerajaan mewujudkan citra Islam yang rahmatan lil ‘alamin tanpa harus melewati batas-batas yang telah ditetapkan Islam.

Sumber berita: http://saudigazette.com.sa/saudi-arabia/hindu-prisoner-embraces-islam-performs-haj/

Oleh Nurfitri Hadi (@nfhadi07)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *