KEUTAMAAN 10 TERAKHIR BULAN RAMADHAN (1)

Tak terasa, sebentar lagi kita akan memasuki sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan. Di mana, pada hari-hari tersebut kita dianjurkan untuk lebih bersungguh-sungguh dalam beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dahulu jika telah memasuki sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan maka beliau bersungguh-sungguh dalam beribadah melebihi kesungguhan beliau di hari-hari selainnya. Maka, marilah kita mengisi hari-hari terakhir bulan Ramadhan ini dengan memperbanyak  shalat, membaca Al Qur’an, dzikir, shadaqah, dan selainnya dengan senantiasa mengharap pertolongan dari-Nya.

Di antara keutamaan dan kekhususan sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan adalah sebagai berikut :

  • Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam Lebih Bersungguh-Sungguh Dalam Beribadah Di Dalamnya

Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits  riwayat Muslim dari Aisyah :

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْتَهِدُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مَا لَا يَجْتَهِدُ فِي غَيْرِهِ

Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersungguh-sungguh dalam beribadah pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan melebihi kesungguhan beliau di hari-hari selainnya. 

Dan disebutkan dalam hadits lain :

عَنْ عَائِشَةَ رَضِي اللَّه عَنْهَا قَالَتْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ        

Dari Aisyah, ia berkata : Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam jika telah memasuki sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, maka beliau mengencangkan sarungnya, menghidupkan malam-malamnya, dan membangunkan keluarganya. (HR. Bukhari Muslim)

Di dalam hadits-hadits tersebut dapat kita ketahui tentang keutamaan sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, di antaranya adalah :

  • Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam lebih bersungguh-sungguh untuk beribadah di dalamnya melebihi kesungguhan beliau di hari-hari selainnya, dan hal ini mencakup semua jenis ibadah, baik sholat, membaca Al Qur’an, dzikir, shadaqah, dan selainnya.
  • Pada hari-hari tersebut beliau mengencangkan sarungnya, yaitu tidak mencampuri isteri-isterinya untuk berkonsentarasi dalam beribadah.
  • Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menghidupkan malam-malamnya untuk melaksanakan sholat malam, qira’ah, dzikir dikarenakan kemuliaan malam-malam tersebut dan mencari Lailatul Qadar.
  • Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam membangunkan keluarganya pada malam-malam tersebut untuk melaksanakan ibadah.

Oleh karena itu, hendaklah kita memanfaatkan waktu yang mulia tersebut dengan sebik-baiknya dengan memperbanyak ibadah. Dan tidaklah pantas bagi seorang mukmin menyia-nyiakan kesempatan tersebut berlalu begitu saja tanpa diisi dengan hal-hal yang bermanfaat untuk kehidupannya yang abadi di akhirat kelak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *