Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya): “Jika sudah masuk pertengahan Sya’ban, janganlah berpuasa.” (HR. Abu Daud, At-Turmudzi, dan Ibnu Majah; dinilai sahih oleh Al-Albani)

Al-Munawi memberikan keterangan untuk hadis ini: “Maksud hadis, terlarang bagi kalian untuk memulai puasa tanpa sebab, sampai masuk bulan Ramadhan” (Faidhul Qadir, 1:304)

Yang dimaksud “puasa tanpa sebab” adalah puasa sunah mutlak. Karena itu, larangan dalam hadis ini tidak mencakup puasa qadha’ bagi orang yang memiliki utang puasa Ramadhan. Bahkan kaum muslimin yang memiliki utang puasa, dia wajib menqadha’nya sebelum datang Ramadhan berikutnya.

Aisyah menceritakan (yang artinya) : “Dulu aku memiliki utang puasa Ramadhan, sementara aku tidak bisa mengqadha’nya kecuali sampai bulan Sya’ban, karena sibuk melayani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Bukhari dan Muslim). Aisyah sebagai istri yang sholehah, beliau memberikan pelayanan yang maksimal kepada suaminya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Untuk mewujudkan hal ini, Aisyah menyiapkan dirinya untuk melayani suaminya kapanpun yang beliau inginkan. Sehingga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bisa menunaikan hajatnya dengan istri beliau, di semua kesempatan. Dan demikianlah yang dilakukan para istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka berlomba semaksimal mungkin menyuburkan cinta dari suaminya terhadap dirinya. (Simak keterangan Dr. Musthofa Al-Bagha utnuk shahih Bukhari hadis no. 1950).

Karena itu, sekali lagi, bagi Anda yang memiliki utang puasa, dan sampai pertengahan Sya’ban belum diqadha, maka segeralah diqadha, dan jangan ditunda sampai Ramadhan berikutnya.

Allahu a’lam

Ammi Nur Baits, حفظه الله تعالى

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *