Suka duka hidup seringkali tidak bisa kita tebak.
Apa yang menurut kita akan berjalan ke arah yang baik bisa jadi berujung dengan keburukan. Dan apa yang kita sangka tidak menyenangkan ternyata akhirnya sangat membahagiakan.
Terlalu banyak rahasia hidup yang tidak kita ketahui.
Kita memang boleh berhitung, tentang apa saja. Juga tentang kehidupan yang berliku yang tak selalu manis pada awalnya.
Namun hidup tak selamanya berjalan dalam kalkulasi matematis.
Karena itu sudah semestinya kita selalu berharap atas karunia dan taufiq Allah disetiap langkah kita.
Setiap kali curhat, guru Al-Qur’an saya selalu berkata, ” Tak perlu gusar, memohonlah yang terbaik dan lakukan yang terbaik. Beliau kemudian membaca firman Allah:
“Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.
Ya Akhi…. Ketentraman dan kebaikan hidup di dunia dan akhirat murni adalah taufiq dan pemberian-Nya. Bahkan surga yang kita rindukan juga semata-mata karunia dan rahmat-Nya.
Coba dengarkan kesaksian ahli surga:
“Mereka mengatakan; ‘Segala puji hanya bagi Allah yang telah menunjukkan kepada kami ke surga ini. Kami tidak akan mendapat petunjuk sekiranya Allah tidak memberikan petunjuk kepada kami. Sesungguhnya rasul-rasul Rabb kami telah datang dengan membawa kebenaran.’.” (QS. al-A’raaf: 43)
Ya Akhi…. Sebelum engkau mengeluhkan masalahmu padaku, bacalah Al-Qur’an terlebih dahulu..
Disana ada jawaban dari semua pertanyaan hidupmu..
Jujur saya heran dengan seorang muslim yang sibuk mencari konsultan bila tertimpa musibah…
Andai dia duduk sejenak membaca Al-Qur’an..
Tak perlu banyak uang yang dia keluarkan sebagaimana bila ia mendatangi konsultan, ia hanya perlu wudhu yang sempurna.
………………..
…………………………..
…………………………………….
Diakhir nasehatnya belia mengatakan, “Bila engkau tidak bisa menjadikan Al-Qur’an sebagai solusi dalam setiap masaalahmu, lalu untuk apa engkau menghafalnya….?????????”
Qultu:
Ini hanya berlaku bagi orang yang memahami makna dan kandungan Al-Qur’an. Adapun bagi orang yang belum memahami makna serta isi kandungan Al -Qur’an, maka kewajibannya adalah bertanya pada orang yang berilmu. Sebab melakukan tadabbur tanpa ilmu akan membawa seseorang pada penafsiran dan pemaknaan yang salah.
Pada suatu majelis, Syaikh Sholeh Al-Ushaimi -hafidzahullah- pernah mengatakan bahwa tidak dinamakan tadabbur bila tidak disertai dengan ilmu.