Kata iklan produk bayi era 90-an, sentuhan bisa meningkatkan berat badan bayi prematur. Sebegitu positifnya sentuhan sebagai bahasa kasih.

Terlepas dari data pendukung pernyataan di iklan tersebut, coba deh Ibu-ibu praktikkan di rumah.

Kalau Ibu-ibu merasa anaknya suka membantah, ngga penurut, malas shalat, malas belajar, dan terjangkiti jenis malas lainnya … nah coba perkerap menyentuh anak Anda.

Bukan “sentuhan” semacam cubit atau mukul : D

Tapi …
Belai,
Genggam,
Rangkul,
Peluk,
Cium.

Bila anak Anda masih kecil …

Belai rambutnya,
Seakan Anda ingin mengatakan
“Ayah dan Ibu berharap engkau jadi anak yang shalih/shalihah dan mushlih/mushlihah.”

Genggam tangannya,
Seakan Anda ingin mengatakan,
“Insyaallah kita akan tumbuh bersama menjadi lebih baik.”

Belai pipinya,
Seakan Anda ingin mengatakan,
“Ayah dan Ibu bersyukur karena Allah telah menghadiahkan engkau untuk kami.”

Peluk dengan hangat,
Seakan Anda ingin mengatakan,
“Hidup ini bertabur suka-duka, tapi kita akan selalu bergantung kepada Allah.”

Rangkul bahunya,
Seakan Anda ingin mengatakan,
“Ada kesulitan dalam memahami pelajaran ini, Nak? Ayo kita cari solusinya sama-sama.”

Cium pipinya,
Seakan Anda ingin mengatakan,
“Sudah sejauh ini kita berbagi kebahagiaan, Nak.”

Bila anak Anda sudah beranjak remaja …

Belai rambutnya,
Seakan Anda ingin mengatakan,
“Tak terasa engkau sudah demikian besar. Ayah dan Ibu berharap engkau senantiasa bertakwa kepada Allah.”

Tepuk dan usap punggungnya,
Seakan Anda ingin mengatakan,
“Tua itu pasti, dewasa itu pilihan. Ayah dan Ibu berharap Allah senantiasa menjagamu.”

Genggam tangannya,
Seakan Anda ingin mengatakan,
“Apa pun kesulitan yang kita hadapi dalam hidup, ada Allah yang Maha Mendengar aduan kita.”

Romantis itu bukan cuma sama suami/istri. Sama anak pun kudu romantis.
Sehingga dia senantiasa percaya, “Rumahku … surgaku.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *